Stasiun Televisi China Setop Siaran Langsung Premier League
- Twitter/Premier League
VIVA – Stasiun televisi milik pemerintah China, CCTV, telah menyetop penayangan pertandingan Premier League. Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan hubungan antara Inggris dan China.
Pemerintah Inggris baru-baru ini melarang pengoperasian teknologi komunikasi milik perusahaan China, Huawei. Sedangkan, pada bulan lalu, pemerintah Inggris juga menentang keras kebijakan China yang mengesahkan undang-undang keamanaan yang kontroversial di Hong Kong.
Menurut Variety, CCTV telah memutuskan untuk mulai tidak menayangkan Premier League ketika Liverpool mengalahkan Chelsea pada Kamis 23 Juli 2020, dini hari WIB. Selain itu, CCTV juga tidak akan menyiarkan laga pamungkas Premier League pada akhir pekan nanti.
Padahal, perusahaan-perusahaan besar asal China memiliki investasi yang tidak sedikit di berbagai klub asal Inggris. Antara lain adalah Wolverhampton Wanderers yang dimiliki oleh perusahaan multinasional China, Fosun dan Manchester City yang saham minoritasnya dimiliki oleh konglomerat China, Media Capital.
Berdasarkan laporan Sports Pro, jumlah penonton Premier League di China telah meningkat, dengan pemirsa naik enam persen per tahunnya sejak musim 2018/2019. Kerja sama antara Premier League dengan saluran streaming olahraga terbesar di China, PP Sports, bernilai US$700 juta (Rp10 triliun) dalam jangka waktu 3 tahun.
Kontrak besar tersebut menjadikan China sebagai pasar paling berharga siaran langsung Premier League di luar negeri setelah kawasan Afrika sub-Sahara.
Premier League bukan satu-satunya tayangan olahraga yang siarannya disetop pemerintah China. Pada Oktober 2019, CCTV juga memutuskan menghentikan hubungannya dengan NBA karena cuitan manajer umum Houston Rockets, Daryl Morey, yang mendukung aksi protes di Hong Kong.
Baca Juga:
96 Keramat bagi Liverpool, Cerita Menyeramkan dan Bahagia
Bruno Fernandes Ikut Ledek 'Tangkisan' Konyol Pogba, Duh Malu