Protes Anarkis Suporter MU, Lempar Bom dan Ancam Bunuh Ed Woodward

Rumah Vice Chairman MU, Ed Woodward, diteror suporter
Sumber :
  • The Sun

VIVA – Kesabaran suporter garis keras Manchester United sudah habis. Mereka mulai gerah setelah melihat tim kesayangannya tampil inkonsisten dan berubah status menjadi medioker musim ini.

Hadapi MU, Atletico Madrid Tak Mau Terkecoh dengan Magis Ronaldo

Aktor utama keterpurukan MU, menurut suporter, adalah Vice Chairman MU, Ed Woodward. Diyakini suporter, tangan besi dan sikap pelit Woodward telah membuat MU terpuruk.

Suporter MU merasa Woodward terlalu sok tahu urusan tim, dengan menangani sejumlah kegiatan strategis seperti transfer dan perekrutan manajer. Beberapa keputusannya memang berbuah pahit bagi MU.

Manchester United Diganggu COVID-19 Jelang Lawan Atletico Madrid

Hingga, puncaknya pada Selasa malam, 28 Januari 2020, rumah Woodward di kawasan Cheshire digeruduk 20 suporter yang rata-rata menggunakan hoodie dan topeng.

Rumah Vice Chairman MU, Ed Woodward, saat diteror suporter

Harry Maguire Belum Pantas Jadi Kapten Manchester United

Mereka melakukan demonstrasi. Tapi, dilansir The Sun, mereka juga bertindak anarkis.

Bom asap dan flare dilempar kawanan suporter yang diyakini berasal dari kubu Men In Black, hooligan MU, dari gerbang rumah Woodward. Tak sampai di situ, suporter juga melayangkan ancaman pembunuhan kepada Woodward.

Diyakini, saat insiden terjadi, Woodward dan keluarganya sedang tak berada di rumah.

Manajemen MU sudah tahu insiden tersebut. Mereka telah melaporkan tindakan anarkis suporter ke polisi. Dalam pernyataannya, manajemen MU menunggu hasil investigasi dari polisi terkait kejadian yang dialami Woodward.

"Kepolisian Manchester sedang mengidentifikasi pelaku serangan ini. Siapa pun yang terbukti bersalah atas tindakan kriminal ini, atau menerobos properti, akan disanksi seumur hidup oleh klub dan bisa diseret ke pengadilan," begitu pernyataan resmi MU.

"Fans ini mengekspresikan diri dengan cara yang kriminal dan berniat mengancam nyawa orang. Sederhana, tak ada toleransi untuk kasus ini," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya