Ban Kapten Arsenal yang Terkutuk
- Metro.co.uk
VIVA – Ban kapten Arsenal kerap menghadirkan kutukan bagi para pemakainya. Setidaknya, itu terjadi dalam 12 tahun terakhir.
Sudah banyak buktinya. Dimulai dari William Gallas yang dicabut kepemimpinannya dari jabatan kapten.
Gallas mengemban ban kapten Arsenal sejak 2007 silam. Hanya hingga 24 November 2009 dia mengenakannya.
Alasannya adalah dia menyerang rekan-rekannya dengan kritik yang tajam. Gallas menyebut para pemain Arsenal tidak memiliki keberanian dalam berlaga. Hingga akhirnya, jabatan kapten dicabut dari lengan Gallas.
Kemudian, pada 2011, Cesc Fabregas dicopot dari jabatan kapten. Semua bermula kala Fabregas merengek kepada Arsenal untuk menjualnya ke Barcelona. Bahkan, dia rela bayarannya dipotong demi bisa pulang ke Barca.
Setelah Fabregas, giliran Robin van Persie yang merasakan kutukan ban kapten Arsenal. Lebih parah dari Fabregas, Van Persie memaksa untuk pindah ke rival Arsenal, Manchester United.
Dia pun menjadi judas Arsenal. Parahnya lagi, Van Persie mampu menyakiti Arsenal saat membela MU dengan gol-golnya.
Kutukan ban kapten Arsenal berlanjut di 2012 hingga 2018. Tiga pemain, Thomas Vermaelen, Mikel Arteta, dan Per Mertesacker, mengalaminya.
Bentuk kutukan kali ini adalah cedera. Vermaelen, Arteta, dan Mertesacker, mengalami cedera parah dan absen dalam waktu lama membela Arsenal.
Usai mampir ke lengan ketiga pemain tersebut, ban kapten Arsenal jatuh ke Laurent Koscielny. Kali ini, Koscielny bertindak tak pantas dengan menolak ikut tur pramusim Arsenal.
Alasannya, Koscielny ingin dijual ke Bordeaux. Dia ingin kembali main di kampung halamannya.
Terakhir menimpa Granit Xhaka. Dia menjadi bulan-bulanan fans Arsenal. Xhaka disoraki saat Arsenal ditahan imbang 2-2 oleh Crystal Palace.
Sorakan itu membuat Xhaka marah. Dia menyerang balik fans Arsenal. "B*j*ng*n kalian," teriak Xhaka.
Hingga akhirnya, jabatan kapten Xhaka terancam. Pun, manajemen Arsenal berniat menjatuhkan denda kepada Xhaka.