Corona Bikin Frustrasi, Bintang Inggris Nekat Tiduri Saudari Istri
VIVA – Psikolog Inggris, Steve Pope mengungkapkan, isolasi diri di rumah bagi para pemain sepakbola, khususnya Premier League sangat berdampak terhadap kesehatan mental mereka. Hal ini yang mungkin tidak diketahui oleh klub.
Seperti diketahui, seluruh liga sepakbola di Inggris ditangguhkan karena wabah Corona. Dan seperti warga Inggris lainnya, seluruh pemain harus menjalani isolasi demi menghindari penyebaran wabah Corona yang melanda.
“Para pemain Premier League memiliki begitu banyak uang, karena itu mereka seharusnya tidak memiliki masalah. Tetapi mereka sangat merindukan aspek selebritas," kata Pope seperti dilansir Daily Star, Jumat 27 Maret 2020.
"Itu sebabnya mereka beralih ke hal-hal lain, biasanya hal yang buruk atau merusak. Seorang pemain menelepon saya dan mengatakan, 'hidup saya hancur karena saya sudah tidur dengan saudari istri saya'," lanjutnya.
Menurut Pope, isolasi diri di rumah serta perubahan pola hidup dalam beberapa minggu terakhir ini memang membuat para pemain mulai stres. Apalagi isolasi serta penangguhan kompetisi ini tidak pasti kapan akan berakhir.
“Banyak pemain yang malas secara mental. Mereka sudah terbiasa diperintah kapan harus berlatih, apa yang harus dimakan, bagaimana cara bermain. Pemain yang saya ajak bicara menderita stres dan kecemasan dan sudah bergerak menuju depresi."
“Beberapa pemain merasa hancur karena tidak tahu kapan mereka bisa bermain dan juga berlatih dengan teman-teman mereka. Mereka yang berasal dari klub liga bawah juga sangat khawatir tentang masa depan mereka."
Sementara itu, selain merusak mental para pemain, virus Corona COVID-19 juga diprediksi menghantam bisnis Premier League. Seluruh klub peserta mengalami kerugian fantastis akibat kompetisi berhenti.
Mereka kehilangan pendapatan sentral. Pembagian hak siar berhenti begitu saja, padahal ini menjadi salah satu pemasukan besar bagi mereka. Pendapatan yang hilang dari hak siar, ditaksir sudah mencapai £750 juta (Rp14,47 triliun).
Kerugian ini muncul karena Sky Sports, selaku partner utama Premier League, juga kehilangan banyak uang lantaran subscriber mereka memilih membekukan layanan. Kemudian, iklan yang masuk menurun karena Premier League berhenti tayang.
Sponsor juga memberikan dampak besar bagi klub. Mereka berhenti memberikan pasokan dana. Sebab kontrak tak berjalan sebagaimana mestinya. Tak ada satu pun klub yang tahan dengan kondisi krisis macam ini.
Raksasa macam Manchester United, Liverpool, Manchester City, Chelsea, dan Arsenal, harus menderita pula akibat krisis tersebut. Para pemilik klub kesulitan mengemban beban keuangan akibat gaji para pemain yang tinggi.