PSSI Gandeng AFC Benahi Kinerja Wasit Nasional
- Donny Adhiyasa/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Demi menyongsong bergulirnya kompetisi Liga 1 dan membenahi kinerja korps wasit nasional, PSSI menggelar ajang bertajuk AFC Member Association Refereeing Administration Project and Referee Refreshing Course di Hotel Acacia, Jakarta pada 7-11 April 2017. Sejumlah materi menjadi bahasan utama ajang yang juga menggandeng perwakilan AFC sebagai pembicara.
Ada pun latar belakang terselenggaranya acara ini, komitmen peningkatan mutu persepakbolaan Tanah Air dengan mendorongnya kualitas para wasit merupakan simpul penting digandengnya AFC untuk membantu pekerjaan rumah PSSI tersebut. Technical Instructure AFC, Mohammad Rodzali ditunjuk sebagai mentor untuk memberikan sejumlah materi kepada 100 insan wasit nasional.
Pada sesi jumpa pers pada Sabtu 8 April 2017 di ruang Rose 1 Hotel Acacia, Ketua Departemen Wasit PSSI, Ngadiman Asri menjelaskan tentang kondisi perwasitan Tanah Air saat ini.
"Dengan pertemuan ini kami harapkan para pengadil lapangan di Indonesia bisa mendapat pengetahuan luas serta update terkini soal peraturan seputar arena sepakbola. Hal ini menjadi penting di tengah tuntutan perbaikan kinerja wasit yang kerap jadi sorotan wajah sepakbola nasional," ujar Ngadiman kepada VIVA.co.id.
Dalam agenda ini pula, nantinya akan menjadi ajang seleksi akhir para calon wasit yang akan berkiprah pada kompetisi Liga 1 mendatang. "Sebanyak 100 orang (45 wasit, 55 asisten wasit) akan kami seleksi untuk menguji kelayakan tampil di Liga 1. Sementara untuk Liga 2 total ada 160 wasit yang akan diseleksi," ungkap Yesayas Leihitu, anggota Komite Wasit PSSI.
Selain itu, dalam pertemuan ini, PSSI didorong untuk dapat segera membentuk Referee Development Officer yang sesuai rekomendasi AFC dapat menjadi wadah pengembangan potensi wasit-wasit muda dan pemerataan mutu demi terciptanya regenerasi serta memenuhi standar jumlah wasit di Indonesia. (art)
Langkah Tegas PSSI Basmi Sepakbola Gajah di Liga 3
Sepakbola Indonesia kembali tercoreng dengan adanya aksi tak sportif yang mengindikasikan munculnya sepakbola gajah. Itu terjadi di Liga 3.
