Lima Fakta Menarik Kemenangan MU di Final Piala Liga
- Action Images via Reuters / Carl Recine
VIVA.co.id – Manchester United menjuarai Piala Liga, setelah mengalahkan Southampton dengan skor 3-2 di final, pada Senin dini hari 27 Februari 2017. Zlatan Ibrahimovic mencetak dua gol, untuk memberikan MU trofi pertama pada era Jose Mourinho.
Dilansir Mirror, kemenangan Setan Merah disertai kontroversi, dengan dianulirnya gol Manolo Gabbiadini, karena dianggap offside. Keputusan hakim garis dipertanyakan, karena striker baru Southampton, itu jauh dari posisi offside.
Walau dizalimi oleh wasit, Gabbiadini bisa kembali menjebol gawang MU sebelum babak pertama berakhir. Striker asal Italia, itu kembali mencetak gol di babak kedua, membuat permainan kembali dalam posisi imbang 2-2.
MU akhirnya menjadi pemenang, setelah Ibrahimovic mencetak gol ketiga timnya, memanfaatkan umpan silang Ander Herrera. Berikut ini lima hal menarik, dari pertandingan seru final Piala Liga antara MU dan Southampton.
1. Ibrahimovic kembali jadi pahlawan MU.
Ibrahimovic selalu lolos dari kecaman, dengan sikapnya yang arogan dan senang menindas pihak lain, karena dia kerap jadi penentu dalam pertandingan-pertandingan besar. Striker berusia 35 tahun, itu membuktikannya dan bukan hanya di final Piala Liga.
Mantan pemain Barcelona dan Paris Saint-Germain, itu juga melakukannya di Premier League, dengan 15 gol yang membuatnya ada di posisi lima top scorer sementara. Kenyataan yang luar biasa, karena dia bisa menaklukkan Premier League di usia yang tak muda.
2. Keputusan wasit kembali merusak permainan.
Hakim garis menyatakan gol Gabbiadini tidak salah. Striker Italia, itu sama sekali tidak dapat posisi offside. Dia mungkin bakal mencetak hattrik, dan Hasil pertandingan bisa berbeda. Keputusan gila wasit, bagai merampok kemenangan dari Southampton.
Bukan pertama kalinya, wasit-wasit Inggris membuat blunder, yang merusak kualitas pertandingan. Dua pekan lalu, Mark Clattenburg yang dianggap wasit terbaik Inggris, membantu Arsenal menang atas Hull City, dengan mengesahkan gol handball Alexis Sanchez.
3. Jangan percaya keluhan Mourinho.
Saat MU bermain buruk, Jose Mourinho menyalahkan berbagai pihak, termasuk wasit dan nasib buruk. Dia merasa banyak yang menganggapnya musuh, termasuk wasit. Dia juga menilai MU tidak memiliki kemujuran, karena selalu mengklaim timnya lebih layak menang, saat mendapat hasil buruk.
Kenyataannya, seperti dikutip dari Sun Sports, MU telah mendapat keuntungan dengan lebih dari enam gol offisde. Itu hanya dalam dua bulan, yaitu November-Desember 2016. Belum termasuk keuntungan lain dari keputusan wasit, seperti kartu merah terhadap pemain West Ham, pada Januari lalu.
Hingga Januari saja, tercatat lebih dari tujuh kali MU diuntungkan oleh keputusan wasit. Tidak termasuk yang terjadi pada Februari, termasuk dianulirnya gol Gabbiadini di final Piala Liga.
4. Gabbiadini pembelian luar biasa.
Di antara transfer-transfer mahal, Southampton membeli Gabbiadini dengan harga hanya £14 juta dari Napoli. Baru tiga pertandingan dijalani striker Italia, itu sejak kedatangannya pada Januari, dan sudah lima gol dibuatnya.
Gabbiadini semestinya membuat hattrick, andai wasit tidak menganulir golnya yang sah.
5. Teknologi video sangat dibutuhkan.
Keputusan-keputusan kontroversial wasit semakin tampak konyol, dan sangat merusak permainan. Diterapkannya teknologi video, diharap dapat mencegah wasit membuat keputusan konyol, seperti menganulir gol Gabbiadini yang sebenarnya sama sekali tidak tampak offside.
Teknologi video juga sangat dibutuhkan, dengan semakin berkurangnya sportivitas di sepakbola. Di masa lalu, banyak pemain menolak penalti, karena merasa tak pantas mendapatkannya, seperti legenda Italia Paolo Di Canio.
Kini, pemain-pemain top justru memanfaatkan situasi, seperti Alexis Sanchez yang membuat gol handball di laga Arsenal lawan Hull.Â