Jakmania Masih Bisa Akali Upaya Panpel Perketat Pengamanan
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
VIVA.co.id – Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persija Jakarta, Bobby Kusuma Hadi, angkat bicara terkait kericuhan antara The Jakmania dengan aparat Kepolisian dalam laga melawan Sriwijaya FC (SFC), Jumat lalu, 24 Juni 2016.
Ditemui usai memenuhi panggilan Komisi Disiplin (Komdis) PT Gelora Trisula Semesta (GTS) di kawasam Kuningan, Jakarta, Bobby memaparkan perihal persiapan ekstra yang sudah dilakukan Panpel jelang laga berlangsung.
Menurutnya, pihak Panpel sudah melakukan rapat koordinasi dengan pihak Kepolisian, guna mengamankan laga Persija kontra SFC. Hal signifikan yang dikatakan Bobby soal sistem pengamanan, adalah penambahan jumlah personel Kepolisian yang biasanya hanya berjumlah 3.000 personel ditambah menjadi 4.013 personel.
Selain itu, Bobby juga menjelaskan sudah menurunkan 150 pamdal (pengamanan dalam) yang berasal dari panpel. Sayangnya, penambahan jumlah personel justru tak mampu membendung pecahnya kericuhan tersebut.
Bobby melihat, memang ada niat-niat tak baik yang dilakukan komunitas suporter, dengan sengaja membawa petasan dan flare.
"Kami sebenarnya sudah menambah sistem keamanan, yang biasanya 3.000 personel (Kepolisian), yang kemarin itu ada 4.013 personel. Kita sudah coba antisipasi, tetapi mungkin ada niat-niat yang buruk, maka flare dan petasan tetap bisa masuk," ujarnya.
Soal mekanisme pengamanan, sebenarnya petasan dan flare bisa disita dari para suporter dan tak dibawa masuk dalam stadion. Hanya saja, pihak panpel yang menyerahkan penuh pemeriksaan kepada suporter (body checking) tak bisa mengawasi langsung masuknya barang-barang terlarang tersebut.
Setelah berkaca dengan kejadian ini, Bobby mengatakan, pihak panpel nantinya akan ikut melakukan proses pemeriksaan bersama aparat Kepolisian.
"Kami juga sebenarnya sudah melakukan pemeriksaan, tetapi kan yang melakukan body checking adalah pihak Kepolisian. Jadi, panpel tidak melakukan pemeriksaan lagi. Karena, kami menganggap Kepolisian bisa melakukannya lebih baik dari kami," lanjut Bobby.
"Mungkin setelah kejadian ini, kami akan bekerja ekstra dengan ikut melakukan pemeriksaan kepada suporter bersama aparat Kepolisian," tuturnya.
Setelah sanksi larangan menggunakan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai kandang, Persija selanjutnya akan menempati Stadion Manahan, Solo sebagai markasnya.
Meskipun jauh dari ibu kota, Bobby mengungkap alasan mengapa menggunakan stadion tersebut sebagai home base.
Menurutnya, manajemen beserta panpel masih ingin menenangkan suasana dan enggan menambah panas situasi. Sebab, di dua alternatif stadion lain yakni, Stadion Wibawa Mukti (Bekasi) dan Stadion Pakan Sari (Bogor), kemungkinan The Jakmania kembali datang masih besar.
"Kami slow down dulu saja, kami masih khawatir kalau pakai Pakan Sari, atau Wibawa Mukti The Jakmania masih dalam suasana yang panas," ucapnya. (asp)