Setahun Pembekuan PSSI, Hasilnya?
- VIVA.co.id/Anry Dhanniary
VIVA.co.id – Tepat pada Senin 18 April 2016, PSSI dibekukan oleh pihak Kemenpora selama satu tahun. Lantas, apa hasil yang didapat selama setahun pembekuan PSSI?
Awalnya, banyak pihak yang berharap dengan dibekukannya PSSI, reformasi terhadap tata kelola sepakbola di Indonesia berlangsung dengan baik. Namun, kenyataan berbicara sebaliknya.
Jangankan perubahan, tak ada kemajuan berarti yang dicapai. Keadaan malah semakin parah.
Kompetisi mati suri. Yang ada, hanyalah turnamen-turnamen jangka pendek.
Itu pun tak semua pemain bisa ikut dalam turnamen. Cuma pemain bermain di pentas Liga Super Indonesia (ISL) saja yang tampil di turnamen.
Sisanya? Banyak dari mereka yang berjuang hidup dengan ikut ke turnamen tarkam. Bahkan, ada juga yang alih profesi sebagai pemain futsal, pengusaha, atau semacamnya.
"Pembekuan PSSI, siapa yang jadi korban? Bukan PSSI, bukan Menpora. Tapi, pesepakbola di seluruh Indonesia!" tegas mantan pemain PSMS Medan, Zulkarnain.
Kapten PSMS era 2011 tersebut berharap kisruh antara PSSI dan Kemenpora segera berakhir. "Silahkan saja pemerintah ingin menata PSSI. Tapi, tolong gulirkan kembali kompetisi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Askot PSSI Medan, Iswanda Nanda Ramli, berharap Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, mundur. Dengan mundurnya La Nyalla, disebut Iswanda, konflik sepakbola nasional bisa teratasi.
"Kami surati La Nyalla untuk mengundurkan diri. Mundur untuk sepakbola nasional," ujar Iswanda. (one)