Nada Kecewa Tim Transisi Dengar Instruksi Presiden Jokowi
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, sudah memberikan instruksi agar gelaran Indonesia Soccer Championship (ISC) tetap pada jadwal. Tim Transisi pun berkomentar soal hal tersebut.
Usai pertemuan dengan perwakilan klub sepakbola Indonesia, Jumat lalu, Jokowi berjanji ISC akan digelar tepat waktu pada 29 April 2016 mendatang. Bahkan, Sang Presiden berjanji akan membuka turnamen tersebut di Papua.
Padahal, sebelumnya pihak Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan Tim Transisi belum memberikan "lampu hijau" untuk menggelar ISC, akhir April nanti. Beberapa masalah verifikasi dinilai belum tuntas.
Namun, Tim Transisi mengaku tidak bisa apa-apa karena sudah dapat instruksi dari Presiden. Nada kekecewaan pun meluncur dari salah satu anggota Tim Transisi, Cheppy Wartono.
"Kita enggak bisa apa-apa lagi. Ya, kita harus mengikuti perintah. Padahal, Pak Presiden mungkin belum tahu secara detail, apa saja yang harus diperhatikan dalam sebuah kompetisi," ujar Cheppy.
"Harusnya, sebelum kompetisi dimulai ada beberapa hal seperti masalah imigrasi, pajak, dan ketenagakerjaan harus diperhatikan. Ini yang harusnya jadi tugas kami untuk membenahinya. Tapi, Presiden sudah kasih instruksi, ya kita enggak bisa berbuat apa-apa lagi," lanjutnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Kemenpora, Gatot Dewa Broto, mengatakan Tim Transisi nantinya akan bertugas membuat beberapa catatan terkait gelaran ISC. Catatan tersebut akan digunakan sebagai laporan Tim Transisi kepada Kemenpora.
Namun, menurut Cheppy, hal itu terkesan rancu. Jika kompetisi sudah dimulai sementara verifikasi kepada klub tetap berjalan, apakah mungkin klub yang terbukti bermasalah akan dicoret dan dikeluarkan dari kompetisi?
Hal ini juga yang kemudian dilihat oleh Tim Transisi, sebagai permasalahan yang sebenarnya harus diselesaikan sebelum kompetisi dimulai.
"Misalkan, di tengah jalan ada klub yang ternyata menunggak gaji pemain. Atau, masalah pemain asing yang izin kerjanya tidak legal, masa kita mau coret timnya dari kompetisi? Kan enggak mungkin," lanjut Cheppy.
"Kalau itu kejadian, siapa yang mau bayar kerugian klub? Kita juga memperhitungkan kerugian itu, apa sponsornya mau, apa klubnya mau. Dan, kita tidak mau nanti disalahkan kalau terjadi hal seperti itu," kata mantan anggota Komisi X DPR RI tersebut.
Namun demikian, Cheppy mengatakan pihaknya akan tetap menjalankan tugas sesuai dengan apa yang diinstruksikan Presiden. "Yang jelas kita akan tetap lakukan apa yang diinstruksikan Presiden, apa yang diinstruksikan Kemenpora. Kita akan tetap membuat laporan-laporan, tentang apa saja yang terjadi di ISC nanti," ucap Cheppy. (one)