Transfer Coutinho, Bukti Barcelona Sudah Lupakan La Masia
- REUTERS/Albert Gea
VIVA – Barcelona kembali membuat sensasi dengan mendatangkan Philippe Coutinho dari Liverpool. Barca harus mengeluarkan uang hingga €160 juta atau setara Rp2,5 triliun untuk mendapatkan Coutinho.
Angka tersebut merupakan rekor transfer termahal bagi Barca. Tentu, kebijakan Barca merekrut Coutinho menimbulkan pro dan kontra.
Sebagian mendukung Coutinho gabung Barca. Tak sedikit pula yang mempertanyakan kenapa Barca mau mendatangkan Coutinho dengan harga selangit. Padahal, mereka punya pemain berkualitas dari akademinya, La Masia.
Ya, kehadiran Coutinho sebenarnya ironi bagi Barca. Berniat mencari pengganti Andres Iniesta, Barca justru tak melirik alumni La Masia.
Padahal, ditinjau dari segi kualitas, mereka yang merupakan alumni La Masia tak kalah dengan Coutinho.
Sebut saja Rafinha. Sebenarnya, Rafinha memiliki kualitas permainan yang tak kalah dengan Iniesta atau Coutinho. Hanya saja, pemain asal Brasil itu jarang mendapatkan kesempatan bermain.
Lebih menyedihkan lagi, pembelian Coutinho dilakukan empat bulan usai Presiden Barca, Josep Maria Bartomeu, mengeluarkan janji untuk menginvestasikan pemain dari La Masia.Â
Kenyataannya, mereka malah jadi klub instan yang membeli pemain jadi dengan harga mahal.
"Kami harus berinvestasi lebih baik di La Masia dan sistem pembinaan usia muda," ujar Bartomeu seperti dilansir Marca.
Satu hal yang patut disorot lagi adalah kebijakan membeli Coutinho di bursa transfer musim dingin. Manfaatnya apa?
Secara teknis, sebelum Coutinho datang, permainan Barca terbilang konsisten dan sangat baik di bawah arahan Ernesto Valverde. Bisa jadi, dengan kehadiran Coutinho, Barca jadi limbung.
Lalu, Barca juga tak bisa memainkan Coutinho di Liga Champions karena terbentur aturan. Jadi, apa gunanya Coutinho didatangkan di bursa transfer musim dingin 2018? (one)