Barcelona Lupakan Konsep yang Besarkan Namanya
- REUTERS/Vincent West
VIVA.co.id – Ketika Barcelona tengah merajai sepakbola dunia di bawah asuhan Pep Guardiola, nama La Masia ikut terdongkrak seantero jagat. Tapi, sayang kini akademi pemain muda tersebut seakan dilupakan.
Bersama Guardiola, Barcelona menelurkan pemain-pemain seperti Lionel Messi, Andres Iniesta, Victor Valdes, Sergio Busquets, Gerard Pique. Ia juga berhasil memoles Xavi Hernandez menjadi sosok sentral permainan Los Azulgranas.
Guardiola saat itu sering sekali menurunkan tujuh atau delapan pemain hasil binaan La Masia.
"Bukannya sistem pemain muda Barcelona lebih baik dari Real Madrid, Atletico Madrid, Villarreal, atau Espanyol. Perbedaannya kami menempatkan mereka di tim utama," ujar Guardiola pada 2010 dalam wawancara dengan Marca.
Berbagai trofi pun mereka rebut. Mulai dari kompetisi domestik seperti La Liga juga Copa del Rey, hingga turnamen internasional yaitu Liga Champions dan Piala Dunia Klub.
Tetapi, kini nasib La Masia berbanding 180 derajat. Tak ada lagi pemain-pemain akademi yang mendapatkan promosi. Jumlah pemain jebolan La Masia pun terus terkikis.
Musim ini, Luis Enrique hanya memiliki delapan pemain binaan Barca dalam skuatnya, berkurang tiga nama dari musim 2015-16 setelah kepergian Marc Bartra, Munir El Haddadi, dan Sandro.
Itu pun tercatat hanya satu pemain yang berhasil masuk ke dalam tim utama yaitu kiper, Jordi Masip. Fakta menyedihkan lainnya, waktu tampil yang diberikan pada Masip sangat minim, hanya 340 menit dalam empat pertandingan selama dua tahun terakhir.
Lalu apa masalahnya? Apakah La Masia tidak lagi mengeluarkan pemain berkualitas sekelas Messi atau Iniesta, sehingga promosi tidak dilakukan? Atau kesalahan manajemen talenta-talenta muda tersebut?
Konsep Baru
Sebenarnya konsep baru yang diusung Barcelona telah merusak mata rantai pembinaan klub Catalan tersebut. Mereka lebih senang menghamburkan uang dan tutup mata terhadap para pemain muda.
Bayangkan, Barcelona mengeluarkan 343 juta Euro untuk mendatangkan 15 permain baru. Sebuah hal yang bertentangan dengan konsep akademi yang membesarkan nama mereka.
"Tampak jelas, kami mengadopsi model berbeda dengan transfer kini lebih penting dibandingkan sistem pemain muda. Apakah ini beresiko pada gaya bermain? Apakah ini aman bagi masa depan?" pertanyaan yang dikeluarkan oleh Victor Font, yang gagal saat mencalonkan diri jadi presiden Barcelona di pemilihan lalu.
Kandidat yang lain, Toni Freixa, juga menyoroti masalah ini karena kebijakan baru tersebut dinilai akan merusak nilai yang sangat diagungkan Barca era Guardiola.
"Ini adalah tren yang sangat menganggu dan membuat klub ini sama seperti yang lain," keluh Toni.
Presiden Barcelona saat ini, Josep Maria Bartomeu, sebenarnya sudah berjanji akan mendukung La Masia saat maju dalam pemilihan lalu, tapi sampai sekarang masih belum menjadi kenyataan.
Namun, Bartomeu menyatakan hasil akan didapat beberapa tahun ke depan, setelah para pemain yang dipinjamkan mendapatkan jam terbang lebih banyak.
"Membuat lompatan ke tim utama sangat sulit karena diisi oleh pemain-pemain berkualitas, dan apa yang terjadi dengan Xavi dan (Andres) Iniesta itu tidak biasa. Dalam beberapa tahun ke depan, kita akan lihat seorang pemain pergi untuk beberapa tahun dan akan kembali dengan kematangan dan pengalaman," katanya.