Pemain Inggris 19 Tahun Ini Catat Rekor di Barcelona
- twitter.com/marcusmcguane58
VIVA Lifestyle – Pernahkah kamu melihat seseorang dengan kondisi kulit yang rentan mengalami kulit gatal-gatal hingga mengalami bekas luka yang susah hilang? Atau malah mungkin itu adalah diri kamu sendiri? Penyakit tersebut bernama Prurigo atau di Indonesia lebih dikenal dengan istilah darah manis.
Melansir dari Healthline, Prurigo Nodularis (PN) Prurigo adalah bintil atau benjolan berukuran kurang dari 1 sentimeter yang umum muncul pada permukaan kulit lengan bawah, dahi, pipi, bahu, punggung, perut, kaki, dan bokong. Bintil-bintil ini dapat membuat kulit terasa sangat gatal, terutama pada malam hari atau saat menggunakan pakaian yang bahannya dapat memicu rasa gatal.
Tentu karena rasa gatal yang kadang tak tertahankan, maka tentu akan menggaruk bagian yang gatal. Lama kelamaan, hal tersebut dapat membuat warna kulit jadi tampak lebih gelap dibandingkan kulit di sekitarnya. Selain itu, permukaan kulitnya akan kasar, kering, dan tebal menyerupai bekas luka kehitaman atau korengan. Nah, timbulnya bekas luka yang hitam dan sulit hilang ini biasa dikenal orang awam sebagai istilah darah manis.
Nah, darah manis adalah istilah awam yang sering dianggap untuk menggambarkan kondisi kulit yang gatal tersebut, yang mudah mengalami luka berdarah, serta meninggalkan bekas kehitaman atau korengan (keropeng) setelah digigit nyamuk atau serangga jenis lainnya. Menggaruk membuat gatal semakin parah dan dapat menyebabkan lebih banyak muncul benjolan dan memperburuk benjolan yang ada.
Dilansir dari DermNet, darah manis memiliki 2 jenis lesi kulit, yaitu primer dan sekunder. Lesi primer berbentuk benjolan seperti jerawat, dan berbentuk kubah. Benjolan ini terasa gatal dan sering dijumpai di kepala, leher, pantat, dan badan.
Sementara lesi sekunder adalah papula yang tergores kuku, bersisik, serta mengalami penebalan kulit.
Jika lesi primer bisa saja hilang saat digaruk, lesi sekunder dapat menyebabkan jaringan parut setelah digaruk.
Sayangnya, hingga saat, ini belum diketahui secara pasti apa penyebab prurigo. Pasalnya, kondisi ini baru akan muncul setelah seseorang yang menderit prurigo terus-terusan menggaruk area kulit yang gatal sampai menimbulkan luka lecet. Para ahli menduga hal ini disebabkan karena penebalan ujung saraf kulit. Saat kamu menggaruknya, saraf-saraf kulit malah jadi semakin sensitif dan memicu gatal yang terjadi berkepanjangan. Infeksi luka kemudian menjadi semakin parah dan meninggalkan bekas luka yang susah hilang.
Namun, ada beberapa hal yang dicurigai menjadi penyebab darah manis atau prurigo, antara lain:
1. Gigitan Serangga
Meskipun ini tidak terjadi secara langsung, rasa gatal akibat gigitan nyamuk atau serangga lainnya nyatanya bisa memicu sensasi ingin menggaruk sampai gatalnya hilang. Alih-alih meredakan gatal, menggaruk bekas gigitan serangga malah bisa menyebabkan infeksi yang lebih parah sampai meninggalkan bekas luka pada kulit.
2. Stres
Orang yang sedang stres cenderung tidak dapat mengendalikan diri mereka, salah satunya saat muncul keinginan untuk menggaruk kulit yang gatal. Akibat stres dan tidak fokus, ia menjadi tidak sadar saat menggaruk kulitnya terus-terusan hingga menimbulkan infeksi yang parah.
3. Gangguan Kesehatan Lain
Mengutip British Association of Dermatology, sekitar 80 persen orang yang terkena prurigo ternyata juga mengalami kondisi penyakit lain, seperti asma, demam, eksim, dermatitis herpetiformis, atau gangguan kesehatan lainnya. Sayangnya, hal ini masih bersifat atopik atau tidak diketahui hubungannya secara detail.
Lalu, Bagaimana Pengobatan Medisnya?
Hingga saat ini, U.S. Food and Drug Administration belum menyetujui terapi apa pun untuk mengobati kondisi ini. Namun, ada banyak obat yang sedang diselidiki yang mungkin dapat digunakan di luar label untuk mengobati kondisi tersebut. Jika hendak menggunakan serangkaian obat, maka pastikan hal ini sudah mendapat persetujuan dokter.
Berikut beberapa pengobatan yang bisa dilakukan, namun ingat untuk sebaiknya konsultasi ke dokter atau ahli untuk diagnosa lebih lanjut.
Beberapa obat yang bisa diberikan, antara lain:
- Obat Krim
Beberapa krim penghilang rasa gatal yang bisa digunakan, antara lain:
- Krim steroid topikal, seperti clobetasol atau inhibitor kalsineurin seperti pimekrolimus.
- Tar batubara topikal
- Salep vitamin D-3 topikal (kalsipotriol)
- Krim capsaicin
- Menthol
Suntikan
- Dokter juga mungkin menyarankan suntikan kortikosteroid (Kenalog) untuk beberapa kondisi.
Obat Sistemik
- Dokter juga bisa meresepkan atau menyarankan antihistamin OTC untuk membantu kamu bisa tidur di malam hari. Mereka mungkin juga meresepkan obat yang biasanya digunakan sebagai antidepresan untuk membantu kamu berhenti menggaruk. Paroxetine dan amitriptyline telah berhasil membantu memperbaiki nodul.
Terapi Lainnya
Terapi yang dapat membantu mengecilkan nodul dan meredakan gatal meliputi:
- Krioterapi. Cryotherapy adalah penggunaan suhu ultra-dingin pada lesi
- Fototerapi. Fototerapi menggunakan sinar ultraviolet (UV).
- Psoralen digunakan dalam Kombinasi dengan UV. Psoralen dan UVA yang digunakan bersama dikenal sebagai PUVA.
- Laser Pewarna Berdenyut. Laser pewarna berdenyut adalah metode pengobatan yang digunakan untuk membunuh sel-sel yang sakit.
- Perawatan Laser Excimer. Laser excimer pada 308 nanometer telah berhasil merawat darah manis yang tidak merespons perawatan lain.