Dibuang Leicester, Ranieri Dihormati di Kampung Halaman
- REUTERS/Alessandro Bianchi
VIVA.co.id – Mantan pelatih Leicester City, Claudio Ranieri, menerima penghargaan di kota asalnya, Kamis (waktu setempat). Penghargaan tersebut bernama Lupa Capitolina.
Lupa Capitolina adalah penghargaan prestiius dari pemerintah kota Roma untuk mereka yang berjasa di bidangnya masing-masing. Ranieri dianggap membanggakan Ibu kota Italia tersebut atas keberhasilannya bersama Leicester City.
Ranieri sukses membawa The Foxes (julukan Leicester City) juara Premier League untuk pertama kalinya sejak klub tersebut berdiri, lebih dari satu abad lalu. Dia juga terpilih menjadi pelatih terbaik FIFA atas raihannya tersebut.
Namun sayang, prestasi musim lalu, berbanding terbalik dengan performa Leicester musim ini. Mereka tak lebih dari tim yang berkutat di papan bawah klasemen, pemecatan pun diterima Ranieri.
Gubernur Roma, Virginia Raggi, memberikan penghargaan ini secara langsung kepada Ranieri. Bagi Raggi, sosok Ranieri pantas dijadikan panutan untuk siapa pun.
“Kami memberikan penghormatan ini atas dasar karier olahraga dari seorang asal Roma. Semua orang yang bekerja bersamanya mengakui kualitas yang dimiliki olehnya. Ranieri membantu mengibarkan bendera dari Kota Roma," kata Raggi, yang dikutip Daily Mail.
“Semua orang masih bisa melihat titel juara yang dimiliki Leicester City. Pelatih yang berasal dari Testaccio ini membuat kami sadar bahwa segala hasil yang diinginkan bisa tercapai. Ini merupakan semangat yang harus dijadikan contoh oleh semua orang," ujarnya.
Ranieri sendiri mengaku senang dengan penghargaan ini. Dia tak menyangka kota tempatnya lahir akan memberikan penghargaan setinggi ini padanya.
“Saya berterima kasih kepada gubernur dan saya tidak memperkirakan akan ada hal seperti ini. Bisa melihat begitu banyak orang di sini, bagi saya adalah hal yang mengagumkan. Saya sangat bangga bahwa kota saya sendiri masih mengingat saya," ucap Ranieri
“Usai karir saya sebagai seorang pemain, saya memulai karir sebagai pelatih. Sekarang saya adalah seorang pelatih, saya bisa melihat masa lalu dan sadar bahwa saya hanya lah pemain kelas menengah. Saya tidak pernah menyerah, tentu saja, dan kalian semua seharusnya jangan sampai menyerang jika seseorang mengesampingkan kalian. Itu lah mimpi kalian dan itu semua masih akan menempel di dalam diri kalian untuk selama-lamanya," katanya. (ren)