Cara Investor Baru AC Milan Akali Peraturan Pajak
VIVA.co.id – Proses akusisi saham AC Milan oleh Sino-Europe-Sport (SES) hingga kini tak kunjung usai. Dari tenggat waktu Desember 2016, grup usaha asal China tersebut memundurkannya jadi Maret 2017. Namun, muncul sebuah berita miring terkait hal ini.
SES diberitakan Calcio e Finanza sudah mulai berbuat licik dengan cara menghindari pajak. Mereka menggunakan perusahaan baru yang berbasis di Virgin Islands. Negara kecil tersebut terkenal sebagai surga bagi pengemplang pajak karena menjamin kerahasiaan tingkat tinggi.
(Baca juga: Striker AC Milan Diincar Tiga Klub Liga China)
Dalam dokumen yang terungkap ke publik, jelas terlihat SES sengaja membentuk perusahaan baru dengan nama Rossoneri Sport Investment (RSI) yang berbasis di Virgin Island, sebagai anak perusahaan dari Rossoneri Champions yang ada di Hong Kong.
Dan nantinya RSI menjadi perusahaan yang mengalirkan dana pembayaran sebesar 100 juta euro kepada Fininvest (perusahaan Silvio Berlusconi). Dengan begitu SES bisa tetap melanjutkan proses akuisisi saham Milan tanpa harus melewati Pemerintah China yang melarang pemindahan modal ke luar negeri.
Yang menjadi pertanyaan di kalangan pemerhati ekonomi Italia, siapa sosok yang berani memberikan modal besar kepada SES untuk membeli saham Milan. Dari dokumen yang ada, tanda tangan kuasa atas nama Ren Yubin sebagai dewan direksi Willy Shine International Holdings Limited.
(Baca juga: Jadi Presiden Klub Tersukses, Berlusconi Rela Lepas AC Milan)
Dan perusahaan pimpinan Ren Yubin tersebut kini menjadi misteri. Banyak yang memprediksi itu adalah badan usaha fiktif, mengingat mereka beralamat di Virgin Islands. Mereka juga berani bersepakat dengan Chen Huashan, pimpinan Rossoneri Sport untuk menggelontorkan dana besar.
Nama Chen Huashan inilah yang menguatkan konspirasi SES dengan para pengemplang pajak di Virgin Islands. Sebab, dia diketahui merupakan kerabat dari petinggi calon investor baru Milan, Li Yonghong. (one)