Lebih Hebat dari Buffon, Karier Pemain Ini Tamat Karena Narkoba

Angelo Pagotto, mantan kiper Timnas Italia di Piala Eropa U-21 pada tahun 1996.
Sumber :
  • wixstatic.com

VIVA – Angelo Pagotto pernah menjadi bintang potensial masa depan dalam sepakbola muda Italia. Sayang, meski dianggap memiliki kualitas hebat, tetapi masalah narkoba dan gaya hidup glamour telah mengubur potensi besarnya.

Kisah Inspiratif Abou Diaby, Pesepakbola Berbakat dengan Hafalan 19 Juz Al-Quran

Seperti dilansir Marca, Selasa 23 Maret 2021, Angelo Pagotto sekarang bekerja sebagai pelatih kiper Avellino. Sebelumnya, dia pernah berada di atas Gianluigi Buffon dalam urutan kiper Timnas Italia di Piala Eropa U-21 pada tahun 1996.

Di final turnamen itu, Pagotto berhasil menyelamatkan dua penalti, dari Ivan de la Pena dan Raul. Nama Angelo Pagotto pun berkibar setelah momen tersebut. Dan dia mulai diminati oleh banyak klub elite di Italia.

Kisah Tragis Hancurnya Karier Zidane Inggris Milik MU

Setelah menolak tawaran Juventus, dua memilih meneken kontrak dengan AC Milan. Sayang, dia hanya hanya mendapat sedikit kepercayaan untuk tampil. Kariernya memburuk saat dia diskors karena doping pada 1999 saat di Perugia.

"Pada saat iti, Anda masih bisa melewatkan tes doping dan jika saya memiliki hati nurani yang buruk, saya mungkin akan melakukannya," kata Pagotto kepada La Gazzetta dello Sport saat dia membantah tuduhan itu.

Pramono-Rano Menang Satu Putaran, Faktor PKS Kalah di Basis Massanya

"Tapi saya tenang, saya dites negatif seminggu sebelumnya di Parma dan seminggu setelahnya di Padua. Hanya dalam tes antara dua pertandingan itu, melawan Fiorentina, saya dinyatakan positif, aneh ..."

Pagotto tidak aktif selama dua tahun, meskipun ada tawaran untuk mengurangi larangan bertanding menjadi enam bulan jika dia mengakui kesalahannya. Namun dia tetap bersikukuh untuk menolak mengakui kesalahannya.

"Semuanya berjalan lancar, saya tidak punya teman, saya menghabiskan dua tahun di Liguria dengan ibu saya di hotel yang kami buka, dia mempercayai saya," kenang Pagotto.

"Ada hari-hari saya tidak bisa bangun dari tempat tidur setelah malam di klub, saya memulai gaya hidup liar. Ketika saya menyadari situasinya semakin tidak terkendali, saya melihat ke cermin dan membuat diri saya bersemangat.

"Saya tidak malu mengatakan bahwa saya menjalani konseling, saya tidak bisa melawan depresi sendirian."

Pada tahun 2007, dia kembali mendapat hukuman larangan tampil karena kasus narkoba. Kali ini hukumannya sangat berat, yaitu delapan tahun pada usianya 34 tahun. Kondisi yang memaksanya untuk pensiun cepat.

"Saya pergi ke Jerman, saya bekerja di restoran pizza, koki, semuanya," kata Pagotto. Sekarang, di usianya yang sudah menginjak 47 tahun, dia kembali bermain sepak bola bersama Avellino.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya