Pemerintah Italia Ubah Aturan Karantina untuk Olahraga
- Twitter/@juventusfc
VIVA – Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora dan Menteri Kesehatan, Roberto Speranza menyetujui dokumen terkait perubahan aturan karatina untuk kasus virus corona COVID-19. Protokol kesehatan di Serie A, B dan C jauh lebih ketat dibandingkan dengan kompetisi di Inggris, Jerman dan Spanyol.
Dikutip dari Football-Italia, peraturan ketat itu diperkirakan bisa membuat kompetisi Serie A terhenti, segera setelah dimulai kembali. Kompetisi Serie A akan dimulai pada 20 Juni ini, setelah tertunda sejak Maret lalu karena virus corona.
Dalam aturan yang lama, jika ada satu orang yang positif terpapar virus corona, maka akan diminta untuk karantina 14 hari. Namun, karantina14 hari juga berlaku bagi seluruh, pemain, staf pelatih sebagai bentuk pencegahan.
Penurunan kurva pandemi Italia dan banding dari Federasi Sepakbola Italia dan komite ilmiah teknis (CTS), maka sepakat protokol itu tidak perlu terlalu ketat. Untuk itu diperlukan aturan yang baru, untuk melonggarkan peraturan lama itu.
Aturan baru yang disetujui adalah, hanya orang yang dinyatakan positif terpapar virus corona yang wajib menjalani karantina. Sedangkan yang lainnya hanya perlu menjalani test, termasuk Rapid Test sehari sebelum pertandingan.
"Surat pemberitahuan yang mengatur karantina untuk tim olahraga profesional, seperti ditunjukkan oleh CTS adalah langkah maju untuk menyelesaikan musim olahraga ini," kata Presiden FIGC, Gabriele Gravina.
"Saya berharap bahwa sekarang dengan rasa tanggung jawab yang besar, dari mulai penggemar yang mengobarkan semangat baru untuk sepakbola, bahwa kita bisa bersikap baik, dengan cara menghindari upaya ini menjadi sia-sia," tambahnya.
Sementara itu, di klasemen Serie A Juventus berada di puncak dengan 63 poin. Lazio di posisi runner up dengan 62 angka.
Baca juga:
Zidane Sebut Madrid Tidak Akan Bergantung dengan Hasil Tim Lain
MU lawan Tottenham, Solskjaer Ingin Melihat Kepemimpinan Pogba
Klasemen LaLiga, Usai Madrid Kalahkan Valencia