'Ditinggal Kante ke Chelsea, Leicester Bak Mobil Bobrok'
- Reuters / Eric Miller
VIVA.co.id – Sudah separuh musim lebih, Leicester City mengarungi Premier League tanpa pemain asal Prancis, N'Golo Kante. Dia memuruskan hijrah ke Chelsea pada bursa transfer musim panas lalu.
Seorang Kante ternyata meninggalkan rasa kehilangan yang besar bagi kubu The Foxes (julukan Leicester City). Hal ini dikatakan salah satu penggawa Leicester, Shinji Okazaki.
"Kante adalah kehilangan besar bagi kami. Bukan karena Kante punya skill individu yang bagus, tapi dia adalah pemain yang meletakkan sistem permainan yang bagus di klub kami sehingga kami mampu juara musim lalu," kata Okazaki kepada Daily Star.
"Sekarang kami kehilangan dia dan menerapkan sistem baru. Kami akan terus mencari pemain terbaik yang bisa membuat permainan kami membaik," ujarnya.
Menjalani Premier League 2016-2017 dengan status juara bertahan, situasi yang dialami Leicester kini justru berbalik 180 derajat. Mereka kini tengah berjuang untuk tidak terperosok ke lembah degradasi.
Dari 22 pekan, klub asuhan Claudio Ranieri ini berada di peringkat 15 dengan 21 poin. Klub teratas di zona degradasi, Crystal Palace, hanya memiliki selisih enam poin.
Kante adalah seorang motor permainan Leicester musim lalu. Dalam aspek bertahan, tampak ada perbedaan besar saat masih ada Kante.
Total tekel dan intersep Leicester menurun, dari 22 menjadi 16 (tekel), dan dari 19 menjadi 14 (intersep). Ini tak lepas dari pengaruh rataan tekel dan intersep yang Kante catatkan di The Foxes, yaitu 4,7 per pertandingan (tekel) dan 4,2 per pertandingan (intersep), tertinggi di Liga Primer Inggris 2015/2016.
Untuk segi penyerangan, jika di Leicester Kante menjadi pemutus serangan lawan, di Chelsea dia lebih banyak menguasai bola. Tercatat sampai saat ini, sedikitnya dia sudah mencatatkan 65 umpan per pertandingan, lebih banyak dari jumlah 39 per pertandingan yang ia torehkan musim 2015/2016 bersama Leicester. (one)