Ini Jurus Leicester Agar Pelatih dan Pemain Tidak Mau Pindah

Pemilik Leicester City, Vichai Srivaddhanaprabha (kiri)
Sumber :
  • http://www.dailymail.co.uk

VIVA.co.id – Konglomerat Thailand pemilik Leicester City menjadikan kesejahteraan pemain dan staf sebagai fokus peningkatan kualitas klub. Mereka ingin menghindari skenario Southampton, di mana banyak klub besar memetik bintang-bintang mereka.

'Dongeng' Leicester City di Tahun Monyet Api

Dilansir dari Sunsports, Rabu 11 Mei 2016, Southampton tampil menjanjikan, setidaknya dalam tiga musim terakhir, di bawah penanganan Mauricio Pochettino dan Ronald Koeman. Namun, mereka harus membangun skuat di setiap akhir musim, karena kehilangan banyak pemain kunci.

Pemilik Leicester diklaim berbeda, dibandingkan konglomerat pemilik klub lain di Premier League. Mereka disebut sebagai orang-orang yang murah hati. Hal pertama yang mereka inginkan, adalah orang-orang yang bekerja pada mereka merasa bahagia.

Kekalahan yang Bikin Leicester Ciptakan 'Dongeng' di 2016

Setelah Leicester meraih titel juara musim ini, keinginan pemilik klub adalah mempertahankan skuat juara. Claudio Ranieri, sang manajer, bakal diberi kontrak baru berdurasi empat tahun. Gajinya naik dua kali lipat, menjadi £3 juta per musim dengan tambahan klausul bonus.

Nilai gajinya untuk seorang manajer juara Premier League, terbilang cukup rendah. Namun, Ranieri memperlihatkan dirinya tidak peduli soal gaji atau kontrak barunya. "Saya punya tiga tahun kontrak, mengapa saya harus menandatangani kontrak baru?"

Usai Juara, Leicester City Hati-hati agar Tak Kena Degradasi

"Saya baru memenangkan liga yang penting, bukan hanya di Eropa, tapi di dunia. Namun, saya ingin mencapai sedikit lebih tinggi lagi jika memungkinkan," ujar Ranieri, mengisyaratkan harapan Leicester juga bisa meraih sukses di Liga Champions musim depan.

Ranieri menegaskan komitmen pada Leicester, klub dan kota yang sudah membuatnya jatuh cinta. Putra pemilik klub, Aiyawatt Srivaddhanaprabha, memastikan mereka tidak mengecewakan Ranieri. "Kami harus memastikan semua staf bahagia dan ingin tetap tinggal," katanya.

"Orang-orang harus tahu, bagaimana klub peduli, staf peduli, pemain peduli, manajer peduli. Kami sangat dekat seperti keluarga, dan semua orang sama-sama memahaminya. "Kami ingin berjuang untuk bertahan musim ini, dan kami ingin tetap berada di Premier League. Musim depan juga begitu," ucap Aiyawatt.

Dia menegaskan, bahwa Leicester akan terus berusaha lebih dan lebih, hingga mereka siap untuk bertarung dalam tantangan lebih besar. "Kami tahu secara realistis, klub masih harus banyak membangun, untuk berjuang merebut titel lagi atau finis empat besar, lima besar, saya tidak tahu."

"Realistis kami masih harus membangun tim, karena kami masih dalam proses membangun klub. Kami di level dua sekarang, dan kami harus membangun pondasi tim. Jika ingin seperti musim ini lagi, maka kami siap. Kami akan berusaha untuk itu," katanya.

Aiyawatt mengatakan Leicester akan mengupayakan segalanya, untuk membangun tim dengan mempertahankan pemain kunci, serta menambah kualitas dalam skuat. "Premier League memiliki banyak regulasi, tentang bagaimana membelanjakan dana. Pemain mengerti, mereka mendapat gaji yang baik."

"Kami tidak bisa membandingkan dengan Manchester City, Manchester United, atau Chelsea. Tapi sebagai satu tim yang bermain bersama, jika pindah ke klub lain mungkin mereka tidak akan bermain bagus lagi. Anda telah melihat banyak pemain gagal sebelumnya. Itu tantangan bagi saya sebagai pemilik," ujar dia.

(ren)

 

Govani Lo Celso

Tottenham Hotspur dan Leicester City Kompak Kantongi Kemenangan

Tottenham Hotspur menang 2-0 melawan Royal Antwerp. Sedangkan Leicester City mengalahkan AEK AThens.

img_title
VIVA.co.id
11 Desember 2020