Ranieri Akui Sukses Leicester Masih Kalah dari Rival Sekota
- REUTERS/Carl Recine
VIVA.co.id – Leicester City berhasil menorehkan sejarah baru dalam perjalanan Liga Inggris, setelah merengkuh gelar juara musim ini. Namun, manajer The Foxes, Claudio Ranieri, menegaskan jika timnya masih kalah fenomenal dari rival sekota, Nottingham Forest.
Leicester menjuarai gelar Liga Inggris untuk pertama kalinya, setelah 132 tahun klub ini didirikan. Jamie Vardy cs mampu menjungkalkan dominasi klub-klub raksasa semisal, Arsenal, Manchester City, Manchester United, dan Chelsea.
Tak ayal, banjir pujian pun menghampiri skuat The Foxes dan tentunya Claudio Ranieri. Lewat sentuhan tangan dinginnya, Ranieri mampu membuktikan kapasitasnya sebagai salah satu manajer terbaik di dataran benua biru.
Meski demikian, Ranieri tak lantas besar kepala. Eks manajer Chelsea, Juventus, dan Inter Milan, menyebut kesuksesan yang diraih timnya tak lebih fenomenal dari apa yang mampu dicatatkan rival sekota, Nottingham Forest.
Meski saat ini Forest masih berada di Divisi Championship, namun klub berjuluk The Tricky Trees ini pernah mencatat sejarah yang lebih fenomenal di Inggris. Berstatus sebagai tim promosi di musim 1977/1978, Forest bersama manajer legendaris, Brian Clough, mampu menjuarai Liga Inggris di musim tersebut.
Tak hanya itu, Forest bahkan mampu menjuarai gelar Piala FA di musim yang sama. Kemudian, Clough juga mampu membawa Forest juara Piala Champions (saat ini Liga Champions) musim 1978/1979 dan 1979/1980.
"Tidak ada (fenomena prestasi Leicester). Nottingham Forest adalah yang terbesar, karena mereka memenangkan gelar (Liga Inggris) dan Piala Eropa (Liga Champions) setelah mereka promosi (ke Divisi Utama)," tegas Ranieri kepada Gazzetta World.
Perlu diketahui, Nottingham Forest dan Leicester adalah klub yang berasal dari satu wilayah yang sama, East Midlands. Selain keduanya, ada pula klub lainnya yang berada di wilayah ini yaitu, Derby County.
Menuding Roberto Mancini Pilih Timnas Arab Saudi karena Uang
Roberto Mancini memilih untuk menjadi pelatih Timnas Arab Saudi. Pilihan ini mengejutkan banyak pihak, karena dia rela meninggalkan jabatan di Timnas Italia.
