5 Derby Merseyside Paling Dikenang dalam Sejarah
- REUTERS/Phil Noble
VIVAbola - Dua klub Merseyside, Everton dan Liverpool, akan bertemu pertama kali di musim ini, Sabtu 23 November 2013, malam nanti. Duel di pentas Premier League ini dapat dipastikan akan berjalan panas mengingat sejarah panjang 'permusuhan' keduanya.
Selain adu gengsi untuk menjadi yang terbaik di Merseyside, duel ini juga dipastikan panas mengingat jarak keduanya begitu rapat. Everton yang kini nangkring di posisi enam klasemen sementara hanya terpaut 3 poin dari Liverpool, penghuni runner-up.
Dengan kata lain, kemenangan di Goodison Park, akan membuat tuan rumah Everton menyamai torehan poin sang rival sekota. Namun, Liverpool juga punya motivasi besar untuk merampok tiga poin. Kemenangan bahkan dapat membuat The Reds sementara memimpin klasemen mengingat Arsenal baru akan bermain setelah derby Merseyside ini.
Mengingat rivalitas dua klub ini tentu tak salah untuk mengingat kembali duel-duel paling dikenang dalam sejarah Derby Merseyside antara Everton vs Liverpool.
Berikut ini 5 Derby Merseyside yang paling dikenang:
5. Division One, 1982
Duel digelar di Goodison Park. Namun Liverpool yang dimotori Ian Rush tampil perkasa dengan melumat tuan rumah Everton dengan skor telak 5-0. Pertandingan ini juga dikenal sebagai 'Laga Ian Rush" setelah sosok yang kecilnya dikenal sebagai fans Everton ini berhasil menjebol empat kali gawang The Toffees. Saat itu Rush baru berusia 21 tahun.
Setelah kekalahan ini, suporter Everton mendesak manajer Howard Kendall dipecat. Namun Kendall tetap tinggal di Goodison Park dan dua musim kemudian sukses membawa Everton menjadi juara liga.
4. Premier League, 2001
Duel kembali digelar di Goodison Park. Ini dianggap sebagai salah satu duel paling panas. Liverpool sempat unggul 2-0 lewat gol Emile Heskey dan Marcus Babbel. Tapi Duncan Ferguson dan David Unsworth berhasil menyamakan kedudukan. Liverpool akhirnya memastikan kemenangan 3-2 lewat tendangan bebas Gary McAllister.
3. Semifinal Piala FA, 1977
Saat itu, Liverpool menjamu Everton di Maine Road. Fans Everton menganggap wasit telah merampok kemenangan tim kesayangannya. Dua kali Everton mampu menyamakan kedudukan setelah gol Duncan McKenzie dan Bruce Rioch membalas gol Terry McDermott dan Jimmy Case. Di akhir pertandingan, Bryan Hamilton berhasil mencetak gol ke gawang Liverpool. Namun wasit Clive Thomas menganulirnya.
Fans Everton tak mengerti alasan sang wasit. Ada yang menganggap Hamilton off side dan ada yang menganggap handsball. Yang jelas fans Everton saat itu sepakat kemenangan mereka telah dirampok sang wasit setelah di partai ulangan The Toffees harus menelan kekalahan 3-0.
2. Final Piala FA, 1989
Duel digelar di Wembley, London. Duel ini tentu berjalan panas mengingat pemenangnya akan mengamankan sebuah trofi. Tak hanya itu, duel ini juga digelar lima pekan setelah tragedi Hillsborough.
Duel berjalan seru dan harus melewati babak perpanjangan waktu setelah di waktu normal kedudukan sama kuat 1-1. Namun Ian Rush yang masuk sebagai pemain pengganti kembali menjadi momok lewat dua golnya ke gawang Everton. Liverpool akhirnya menang dengan skor 3-2.
1. Ulangan Babak ke-5 Piala FA, 1991
Ini menjadi laga ulangan setelah sebelumnya keduanya bermain imbang 0-0 di Anfield. Menariknya, pertandingan panas ini juga berakhir imbang 4-4 dan memaksa laga ulangan kedua yang akhirnya dimenangkan Everton 1-0.
Di pertandingan yang digelar di Goodison Park itu, Liverpool sempat unggul lewat gol Peter Beardsley di menit 32. Namun kurang dari satu menit sebelum babak pertama berakhir, Graeme Sharp menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Liverpool kembali unggul pada menit 71 lewat gol kedua Beardsley. Namun Sharp kembali menyamakan kedudukan.
Ian Rush kembali membuat Liverpool unggul 3-2, namun drama dimulai di sisa 13 menit babak kedua. Tony Cottee yang masuk sebagai pemain pengganti mampu menyamakan kedudukan menjadi 3-3. Liverpool kembali unggul 4-3 lewat gol Barnes sebelum akhirnya kembali disamakan Everton 4-4 lewat gol Bruce Grobbelaar.
Liverpool Tunjuk Direktur Sepakbola untuk Pertama Kali
Klopp menginginkan posisi itu untuk mengurangi beban kerjanya.
