Manchester United Rela Rugi demi Harry Maguire Pergi
- AP Photo/Dave Thompson
VIVA – Manchester United dikabarkan siap berpisah dengan Harry Maguire dengan biaya yang jauh lebih murah.
Awalnya MU menandatangani kontrak dengan biaya rekor dunia sebesar £80 juta pada tahun 2019. Setan Merah memborong Maguire dari Leicester City.
Namun kini, MU siap rugi besar dan menerima tawaran serendah-rendahnya £10 juta agar sang pemain meninggalkan Old Trafford.
Depresiasi ini disebabkan oleh perjuangan Maguire untuk mempertahankan posisi utama di skuad di bawah asuhan manajer Erik ten Hag.
Meskipun menjadi pemain reguler di musim-musim sebelumnya, beberapa musim terakhir dia sering absen karena keputusan strategis dan cedera yang berulang.
Keputusan untuk mencopot jabatan kaptennya tahun lalu merupakan awal dari berkurangnya perannya dalam skuad.
Masa jabatan Harry Maguire di Manchester United telah dirusak oleh masalah cedera yang terus menerus, yang secara signifikan membatasi waktu bermainnya.
Musim lalu, ia hanya tampil 18 kali sebagai starter di Premier League karena cedera pangkal paha dan otot.
Ketidakhadirannya tidak hanya dirasakan di level klub tetapi juga internasional, karena ia absen di Kejuaraan Eropa.
Baru-baru ini, Maguire mengalami cedera kaki, yang sekali lagi membuatnya absen, semakin menambah keraguan akan kegunaannya bagi tim.
Perombakan taktis Erik ten Hag semakin memperumit posisi Maguire di klub. Dengan akuisisi Matthias de Ligt dari Bayern Munich seharga £50 juta, Ten Hag jelas mengisyaratkan preferensinya untuk susunan pertahanan yang berbeda.
Integrasi De Ligt ke dalam tim, bersama dengan bek tengah lain yang tersedia, telah mendorong Maguire ke urutan bawah dan mempertanyakan kontribusinya di masa depan bagi tim.
Meskipun penilaian pasarnya turun tajam dan posisinya yang tidak pasti di skuad, Manchester United memegang opsi perpanjangan satu tahun pada kontrak Maguire.
Keputusan yang akan diambil pada bulan Januari nanti—untuk menjualnya dengan harga rugi atau memperpanjang kontraknya dengan harapan mendapat tawaran yang lebih baik di kemudian hari—menghadirkan dilema strategis yang signifikan.
Keputusan ini kemungkinan akan berdampak tidak hanya di dalam klub tetapi juga di seluruh lanskap sepakbola yang lebih luas, karena mencerminkan kenyataan pahit dalam manajemen sepakbola di mana penilaian pemain dapat berfluktuasi dengan cepat berdasarkan performa dan kebugaran.