Manchester United Dihantam Badai Besar, Harus Temukan Solusi!
- AP Photo/Dave Thompson
Inggris – Manchester United tengah dihantam badai besar. Mereka susah payah untuk menang.
Terbaru, harus mati-matian menang 1-0 atas Fulham dalam lanjutan Premier League Sabtu malam 4 November. Kemenangan itu tak lantas memupus kekhawatiran bahwa MU tengah dalam masa kelam.
Menang tipis atas Fulham, memang melegakan, tapi tak menghilangkan aura kemunduran. Itu terlihat setelah dalam dua pertandingan sebelum melawan Fulham, MU takluk 0-3 kepada Manchester City dan Newcastle United dalam laga Piala Liga dengan skor sama.
Masalah yang dihadapi MU sepertinya tak mungkin diatasi dalam waktu singkat. Namun, jika memenangkan paling tidak lima pertandingan berikutnya, maka mungkin pelatih Erik Ten Hag boleh disebut telah menemukan obat untuk kesembuhan timnya.
MU harus menang melawan Copenhagen di Liga Champions pertengahan pekan depan, dan Luton Town dalam pertandingan liga akhir pekan depan. Setelah jeda internasional, MU akan ditantang Everton, lalu Galatasaray dan Newcastle, dalam tiga pertandingan tandang.
Kondisi MU setelah jeda internasional diharapkan membaik, karena kemungkinan mendapatkan injeksi semangat baru dari pemain-pemain inti yang lama dibekap cedera, khususnya Luke Shaw yang instrumental sepanjang musim lalu.
Kemenangan dalam lima pertandingan mendatang akan menjadi pesan kuat bahwa MU tengah bangkit. Sebaliknya, hasil selain menang, menunjukkan mereka belum bisa keluar dari masalah akut yang dihadapinya.
Karena masalah-masalah akut itu pula, MU mencatat awal perjalanan liga terburuk sejak musim 1986-1987, akibat kalah dalam lima dari 10 pertandingan liga pertamanya.
Setelah digilas Newcastle 0-3 dalam Piala Liga, United menelan kekalahan kedelapan dari 15 pertandingan dalam semua kompetisi. Ini catatan terburuk mereka sejak musim 1962-1963.
Ada masalah-masalah besar yang dihadapi MU yang semusim lalu sempat bangkit. Paling tidak ada empat masalah besar yang dihadapi MU.
Pertama, krisis cedera yang tak henti-henti menimpa pemain-pemain kuncinya. Kedua, rangkaian kontroversi di luar lapangan. Ketiga, ketidakpastian mengenai proses kepemilikan klub. Dan terakhir, manajemen tim yang amburadul. (ant)