Tanda-tanda Pemecetan Erik Ten Hag Makin Nyata
- AP Photo/Dave Thompson
VIVA – Bos Manchester United Erik ten Hag berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk membalikkan keadaan atau menghadapi pemecatan menurut sejumlah laporan.
Pelatih asal Belanda ini telah menyaksikan awal terburuk United di musim liga sejak musim 1962/63, setelah kalah lima kali dari 10 pertandingan pembukaan Liga Premier mereka sejauh musim ini.
Mempertimbangkan fakta bahwa mereka juga kalah dalam dua dari tiga pertandingan grup Liga Champions dan tersingkir dari Piala Carabao, tidak sulit untuk melihat mengapa Ten Hag berada di bawah pengawasan seperti itu.
United duduk di urutan kedelapan klasemen dengan selisih gol minus lima. Kegagalan lainnya saat bertandang ke Fulham pada Sabtu sore bisa menjadi bencana bagi harapan klub untuk lolos ke Liga Champions di akhir musim.
Parahnya lagi, ruang ganti Setan Merah dikabarkan terpecah, dengan terbentuknya kelompok-kelompok yang mengancam akan semakin merusak keharmonisan skuad Ten Hag.
Klaim adanya keretakan internal telah dibantah, namun pendukung setia Old Trafford telah mendengarnya sebelumnya. Skenario ini juga sempat terjadi pada kepemimpinan beberapa manajer sebelumnya.
Salah satunya adalah Ralf Rangnick. Dalam beberapa minggu setelah tiba di Old Trafford, kepemimpinan Rangnick disambut dengan banyak laporan yang mengklaim ada masalah dalam tim United.
Pada saat itu, sejumlah pemain top klub merasa tidak senang dan ingin keluar. Kelompok tersebut diklaim berbahasa Portugis; Cristiano Ronaldo, Fred, Bruno Fernandes, Diogo Dalot dan rekan. tidak berbicara dengan anggota pasukan lainnya.
Hal serupa juga pernah terjadi di masa Ole Gunnar Solskjaer. Sebelumnya, Solskjaer sering dianggap sebagai salah satu manajer paling populer pasca-Sir Alex Ferguson.
Namun ia bahkan kehilangan dukungan dari beberapa bagian skuadnya sendiri. Pada akhir tahun 2020, Manchester Evening News melaporkan bagaimana beberapa pemain United menganggap pria Norwegia itu sebagai akar dari semua masalah klub.
Pada gilirannya, Solskjaer menghadapi tuduhan internal sebagai orang yang mudah menyerah, dengan banyak pemain merasa bahwa semuanya terlalu nyaman di bawah mantan manajer Molde tersebut.
Kegaduhan terus-menerus seputar potensi kepergian pemain kunci seperti Paul Pogba juga melemahkan otoritas Solskjaer. Hal ini memberikan gambaran buruk tentang ketidakmampuan manajer United saat itu dalam menjaga pemain tetap berada di jalur yang benar dan menunjukkan bahwa para pemain tidak takut akan dampak apa pun selama babak ini.
Solskjaer kehilangan pekerjaannya pada November 2021, dengan pertandingan terakhirnya terjadi saat kekalahan tandang 4-1 di Watford.