Leeds United Vs Manchester United Dinodai Aksi Memalukan Suporter
- AP Photo/Jon Super
VIVA Bola – Pertandingan lanjutan Premier League antara Leeds United vs Manchester United di Eland Road, Minggu malam WIB 12 Februari 2023 dinodai aksi saling ejek suporter. Mereka menggunakan tragedi untuk mengejek satu sama lain.
Mengutip Sport Bible, ejekan pertama kali dilakukan oleh suporter Leeds United sebelum kick off. Mereka meneriakkan tentang tragedi Munich.
Tragedi Munich terjadi pada 1958. Ketika itu pesawat yang tumpangi pemain MU gagal lepas landas. Delapan pemain tim berjuluk Setan Merah meninggal dunia.
Suporter MU kemudian membalasnya dengan menyeret tragedi Istanbul. Di mana ada dua pendukung Leeds United yang tewas.
Suporter Leeds meninggal dunia karena bentrok dengan pendukung Galatasaray. Saat itu kedua tim bertemu di leg pertama semifinal Liga Europa di tahun 2000.
Aksi saling ejek memalukan suporter Leeds United dan Manchester United ini viral di media sosial. Tak sedikit yang melontarkan kecaman kepada mereka.
Leeds dan MU kemudian mengeluarkan pernyataan bersama. Mereka juga menyatakan menolak adanya aksi saling ejek yang menggunakan tragedi.
"Pernyataan berikut telah dikeluarkan oleh Manchester dan Leeds United, setelah pertandingan Premier League di Elland Road."
"Kedua klub mengutuk keras chant dari kedua kelompok penggemar terkait tragedi bersejarah pada pertandingan hari ini."
"Perilaku seperti itu sama sekali tidak dapat diterima dan kami akan terus bekerja sama dengan kelompok penggemar masing-masing dan Premier League serta otoritas lain untuk memberantasnya dari sepakbola."
Premier League Buka Suara
Kontroversi ini juga dapat tanggapan dari Premier League. Mereka mengutuk keras aksi suporter Leeds dan MU pada pertandingan hari ini.
Bagi mereka, masalah ini adalah prioritas utama yang mesti dihentikan. Karena tidak ingin ada aksi serupa di kemudian hari.
"Premier League mengutuk nyanyian yang terdengar selama pertandingan hari ini antara Leeds United dan Manchester United."
"Premier League memperlakukan masalah nyanyian tragedi sebagai prioritas dan sebagai masalah yang mendesak."