Graham Potter: Latih Chelsea Kerjaan Paling Sulit dalam Sepakbola
- AP Photo/Dave Thompson
VIVA Bola – Chelsea berada di urutan ke-10 klasemen sementara Premier League 2022/23 dan hanya memenangkan tiga dari 12 laga di semua kompetisi. Belum lagi mereka sudah tersingkir dari Piala FA dan Piala Liga.
Dengan catatan buruk tersebut, para penggemar meneriakkan dengan keras mendukung mantan pemilik Roman Abramovich dan manajer Thomas Tuchel untuk kembali ke klub saat mereka dipermalukan 0-4 oleh Manchester City di Etihad Stadium baru-baru ini.
Sementara itu, pemilik baru Chelsea yakni Todd Boehly tetap berada di sisi pelatih Graham Potter dengan memahami keadaan skuad yang dilanda krisis cedera serta masih dalam proses adaptasi menggantikan posisi Tuchel sejak September 2022.
“Saya rasa klub ini dijalankan dengan cara tertentu selama 20 tahun dan berjalan dengan sangat baik. Saya sangat menghormati kepemilikan sebelumnya dan apa yang mereka capai serta lakukan. Itu fantastis,” kata Potter seperti yang dilansir dari The Athletic.
“Sayangnya mereka tidak ada lagi di sini dan Anda telah kehilangan semua kepemimpinan itu. Ini adalah kepemilikan baru, semuanya berubah dengan sangat cepat,” sambungnya.
Menurut Potter, perubahan klub dalam 12 bulan terakhir bukanlah hal yang mudah. Apalagi dengan semua yang serba baru, ia juga dituntut untuk membawa The Blues berada di puncak.
“Pada saat yang sama, Anda masih memiliki Chelsea dengan tuntutan dan harapan – tapi kenyataan di mana klub berada dalam hal memantapkan diri sebagai klub sepakbola yang baik, mungkin kita belum mencapainya,” tutur Potter.
Dengan semua perubahan, ditambah dengan tuntutan membuat tugas Potter menjadi lebih berat. Bahkan ia mengakui melatih Chelsea adalah pekerjaan paling sulit.
“Ini menantang dan sangat sulit. Saya rasa ini mungkin pekerjaan tersulit dalam sepakbola karena perubahan kepemimpinan dan harapan itu – karena orang melihat Chelsea,” ucap eks pelatih Brighton ini.
“Yang saya bisa lakukan adalah berbicara kepada kalian dengan jujur, memberikan perspektif saya dan memahami kritik jika kalah,” pungkasnya.