Jamie Vardy Cuma Modal Dengkul Buat Bikin ManCity Malu

Striker Leicester City, Jamie Vardy
Sumber :
  • The Sun

VIVA – Striker Leicester City, Jamie Vardy, buka-bukaan soal keganasannya di laga melawan Manchester City, Minggu 27 September 2020. Berlaga di Etihad Stadium, Vardy berhasil membukukan hattrick alias menyarangkan tiga gol ke gawang ManCity.

Mengenaskan, Manchester United Hancur Lebur di Old Trafford

Taktik yang sederhana jadi kunci keberhasilan Leicester menggasak ManCity 5-2. Tapi, sejatinya semua juga disebabkan oleh peran apik Vardy.

Strategi bertahan yang diterapkan oleh Leicester sejatinya juga bertumpu pada peran Vardy. Dia diminta manajer Brendan Rodgers untuk mengawal gelandang ManCity, Rodri.

Kata Amorim Usai Manchester United Pecundangi Manchester City

Tujuannya, agar Rodri tak mendapatkan ruang bebas untuk melepaskan bola dari belakang. Dan, Rodri merupakan pintu pertama dari pertahanan ManCity.

Kalau Vardy ada di dekatnya dan mendapatkan bola melalui umpan langsung atau terobos, bukan tak mungkin pertahanan The Citizens berantakan.

Fulham Bikin Arsenal Frustrasi

Rodgers paham betul kualitas Vardy dan memintanya untuk memakai kelebihan dalam berlari. Benar saja, karena aksi Vardy, ManCity kocar-kacir dan terpaksa menerima dua kali hukuman penalti.
Bomber Leicester City, Jamie Vardy rayakan gol ke gawang ManCity

"Kami sadar, pasti sering kehilangan bola. Jadi, kami mau buat mereka kesal dan memastikan pemain macam Rodri cuma sebentar memegang bola," kata Vardy dilansir Sky Sports.

"Mereka cetak gol indah, kami tak khawatir. Sebab, kami yakin, jika setia terhadap strategi, kami bisa pukul balik mereka. Saya diminta jauhi bola, tak terlalu banyak memegangnya dan lebih fokus menjaga Rodri," lanjutnya.

Gaya bertahan dalam alias Parkir Bus seperti yang dimainkan Leicester memang sering membuat manajer Pep Guardiola kewalahan, saat menangani tim mana pun. Apalagi, The Foxes punya pemain depan yang cepat seperti Vardy.

"Demi mengalahkan ManCity, kamu harus berlari seperti sesosok iblis. Tapi, harus kuat mental pula. Disiplin dalam urusan taktik juga mendukung, karena tekanan dari serangan balik bertumpu pada umpan yang cepat," jelas pria 33 tahun tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya