Konspirasi Politik Newcastle Gagal Jadi Klub Maha Sultan Terbongkar
- Financial Times
VIVA – Alasan gagalnya proses pembelian Newcastle United oleh Saudi Arabia Public Investment Fund (PIF) akhirnya terbongkar. Aroma politik begitu kuat dalam hancurnya harapan fans Newcastle melihat tim kesayangannya bangkit.
Proses pembelian Newcastle oleh PIF yang disokong oleh putra mahkota kerajaan Arab, Pangeran Mohammed bin Salman, memang memunculkan kontroversi. Pangeran Salman disebut-sebut cuma mau memanfaatkan The Toons Army demi membersihkan namanya.
Organisasi HAM hingga beberapa keluarga yang diduga korban dari kekejaman Pangeran Salman ikut bicara, meminta Premier League memblok proses pembelian Newcastle.
Baca juga: Atletico Aneh, Suka Main Keras Tapi Loyo Lawan Leipzig
Situasi berkembang dengan cepat. Hingga akhirnya, Premier League menolak proses pembelian Newcastle oleh PIF.
Keputusan Premier League bikin fans Newcastle marah. Mereka menuntut Premier League memberi penjelasan tentang apa alasan utama menolak proses pembelian.
Akhirnya, perlahan alasan itu terkuak. Manajemen Premier League khawatir Newcastle akan dipakai sebagai alat politik Arab.
Kekhawatiran Premier League, kalau Newcastle jadi dibeli PIF, Arab yang akan mengendalikan penuh operasional klub. Dalam artian, ada negara di dalam klub, yang membuat aturan dalam Financial Fair Play dilanggar secara otomatis.
Kecurigaan yang cukup berdasar karena, Pangeran Salman memang merupakan salah satu orang paling berkuasa di Arab. Meski tak berada dalam jajaran direksi klub, Pangeran Salman nantinya akan mengutus Yasir Al-Rumayyan, orang kepercayaannya yang kini duduk sebagai dewan penasehat Kerajaan Arab.
Baca juga: Ronaldo Tolak Gabung Barcelona