Pernah Jadi Korban Rasisme, Eks Pemain MU Takut Gunakan Media Sosial
- Instagram/@wilfriedzaha
VIVA – Penyerang Crystal Palace, Wilfried Zaha mengakui, jika ia takut untuk memeriksa akun media sosialnya. Zaha mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan saat menggunakan media sosial, yaitu menjadi korban pelecehan ras.
Baru-baru ini Zaha menjadi korban rasisme, dengan tersangka seorang anak berusia 12 tahun. Tindakan rasisme di media sosial tersebut, dialami oleh Zaha jelang pertandingan melawan Aston Villa, Minggi 12 Juli lalu.
Bocah berusia 12 tahun tersebut menuliskan sebuah ancaman kepada Zaha agar tidak mencetak gol saat melawan Aston Villa tersebut.
"Saya selalu takut bahkan untuk melihat pesan langsung (DM). Karena itu bisa berisi apa saja," kata Zaha dikutip dari BBC.
"Untuk pemain sepakbola berkulit hitam misalnya, berada di Instagram bahkan tidak menyenangkan lagi bagi kita," tambahnya.
Menurut Zaha, ia sudah melaporkan sebanyak 50 akun kepada pihak kepolisian. Zaha mengaku, jika saat ini ia tidak lagi menggunakan Twitter di ponselnya.
Zaha juga berharap, agar perusahaan media sosial ikut berperan aktif untuk mengurangi tindakan pelecehan rasisme.
"Saya dilecehkan secara ras. Lalu apa yang terjadi dengan akun itu diblokir? Kemudian mereka hanya membuat akun yang baru setelahnya," jelas pemain internasional Pantai Gading ini.
Menaggapi hal tersebut, Asosiasi Pesepakbola Profesional mengadakan pembicaraan dengan perusahaan media sosial. Pembicaraan tersebut dikabarkan berjalan dengan baik.
Baca juga:
Jelang Liga Europa, Inter Merasa Dirugikan dengan Jadwal Serie A
Arthur Melo dan Barcelona Terlibat Konflik
Curhatan Jesse Lingard Alami Musim Berat Bersama MU