Racun dalam Tubuh Chelsea yang Picu Hazard Berkhianat
- Instagram/@realmadrid
VIVA – Mantan asisten manager Chelsea, Gianfanco Zola, membuka rahasia pemicu hengkangnya Eden Hazard ke Real Madrid. Rasa bosan jadi pemantik meledaknya bom waktu bagi Hazard mengkhianati Chelsea dan pindah ke Madrid.
Semua diawali dari kedatangan Maurizio Sarri ke Chelsea. Menempati posisi manajer, Sarri membawa perubahan dengan memainkan filosofinya.
Permainan Sarriball mengharuskan sang manajer mengubah pola latihan di Chelsea. Metode latihan yang dibawa Sarri, ternyata menghadirkan efek negatif untuk beberapa pemain.
Hazard dan Willian jadi contoh korban paling nyata. Zola menuturkan, gaya latihan Sarri memaksa keduanya untuk menghabiskan stamina di setiap latihan dan laga.
Awalnya, hasil positif yang didapat karena Hazard dan Willian bisa tampil ngotot serta berbeda.
Tapi, karena tak ada variasi dalam materi latihan, keduanya makin bosan. Pun, Hazard dan Willian kelelahan karena poros permainan yang tak berubah serta selalu mengandalkan mereka.
"Hazard dan Willian begitu tersiksa dengan gaya latihan dan materi yang diberikan. Saya akan jujur, mereka bisa tampil brilian karena bosan. Tapi, mereka terus menerima hal yang sama," kata Zola dikutip BT Sport.
Bukan berarti metode latihan Sarri menghadirkan efek negatif saja. Ada pula hal positif yang diterima dari metode Sarri, diungkapkan oleh Zola.
"Ketika semua orang menurun performanya, kami mulai naik. Tapi memang, setelah beberapa pekan terlewati, karena repetisi dan banyaknya laga yang dilewati, pemain jadi kelelahan dan bosan," terang Zola.
Rasa bosan, dijelaskan Zola, sebenarnya jadi bagian yang tak bisa dipisahkan dari para pesepakbola. Namun, terkadang ini bisa membunuh para pemain, andai tak ada variasi yang diberikan.
"Sebenarnya, saya juga pernah merasakannya. Saya pernah merasa begitu kelelahan, tapi butuh karena ingin jadi bagian dalam diri ini. Ini proses yang perlu ada dalam karier," ujar Zola.
Baca juga:
Lewandowski yang Kian Ganas, Incar Rekor Abadi Bundesliga
Godaan Barcelona, Pilih Pjanic atau Wonderkid Penerus Messi?