Pengakuan Mengejutkan Fabregas, Ini Alasannya Khianati Arsenal

Cesc Fabregas saat masih bermain untuk Arsenal
Sumber :
  • Sky Sports

VIVA – Gelandang asal Spanyol, Cesc Fabregas mengungkapkan alasannya meninggalkan Arsenal pada 2011. Fabregas bergabung dengan Arsenal dari akademi Barcelona sejak usianya 15 tahun pada 2003 silam. Delapan tahun bersama skuad Meriam London, Fabregas kembali ke Blaugrana.

Denny Caknan Tampil di Barcelona, Kini Hiasi E-Billboard Taiwan

Selama pengabdiannya untuk The Gunners, Fabregas mencatatkan 303 penampilan di semua kompetisi. Pulang ke Barcelona, Fabregas bertahan hingga 2015. Setelah itu ia kembali ke berkarier di Premier League. 

Meski Sering Lawan Barcelona, Takefusa Kubo Tak Mau Remehkan Timnas Indonesia

Tapi, Fabregas datang tidak untuk kembali berjuang dengan Arsenal, ia bergabung dengan rival mantan klubnya itu yakni Chelsea hingga 2019 dan saat ini bermain untuk AS Monaco di Ligue 1.

Baca Juga: Kasihan Liverpool, Legenda MU Ngotot Minta Premier League Dibatalkan

Skenario Juara Dunia MotoGP 2024 Akhir Pekan Ini: Jorge Martin Vs Francesco Bagnaia

Fabregas punya alasan mengapa ia mau menyudahi delapan tahun kebersamaan dengan Arsenal. Fabregas mengaku memiliki beban yang sangat berat, apalagi posisinya saat itu sebagai kapten tim.

Fabregas menceritakan, hampir seluruh rekannya tidak memiliki semangat juang tinggi membela Arsenal. Menurutnya, cuma dirinya, Robin Van Persie dan Samir Nasri yang benar-benar cinta dengan Arsenal. 

Selain itu, dengan komposisi tim yang tidak mentereng dan target juara menambah dirinya tertekan. Bahkan, saking tertekan, Fabregas sering pulang selepas bertandingan sambil menangis. 

"Saya adalah kapten, saya selalu merasakan banyak tekanan pada diri saya sendiri. Saya harus memimpin tim ini untuk memenangkan sesuatu. Saya memberikan segalanya. Kadang-kadang, saya pulang ke rumah setelah kami kalah dan saya sering menangis," kata Fabregas, dikutip Skysport.

"Saya dulu menderita, dulu saya menghabiskan malam tanpa tidur dan sangat menderita. Dan kemudian kamu kehilangan permainan, kamu berada di bus seperti ini, hancur, dan kemudian kamu mendengar beberapa pemain tertawa, memikirkan ke mana mereka akan pergi nanti," sambungnya.

Bertahun-tahun dalam kondisi itu, Fabregas mengaku tidak tahan. Ia tak habis pikir dengan sikap rekan-rekannya yang tidak memiliki cinta kepada Arsenal. 

"Banyak hal muncul di kepala saya, saya harus mengakui bahwa saya sedikit kosong, saya terkuras secara mental, secara fisik, dalam jiwa saya mengetahui saya memberikan segalanya, mengetahui beberapa pemain yang bisa dibuat klub tetapi tidak terjadi," ucapnya.

"Melihat beberapa perilaku dari pemain tertentu atau sesuatu seperti ini membuat saya merasa ingin mencoba sesuatu yang lain. Jika bukan karena itu, saya tidak akan meninggalkan Arsenal pada waktu itu," ungkapnya.

Baca Juga: 

Klub Premier League Bersatu Gagalkan ManCity Tampil di Liga Champions

Bersatu Lawan Virus Corona, Kini Guardiola Kucurkan Dana

Irlandia Diteror Virus Corona, Conor McGregor Minta Lockdown

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya