Beban Berat Rahmad Darmawan di Sriwijaya FC

Presiden Sriwijaya FC, Dodi Alex Reza dan Rahmad Darmawan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Riki Ilham Rafles

VIVA – Rahmad Darmawan dipastikan jadi pelatih Sriwijaya di Liga 1 2018 mendatang. Dia mendapatkan kontrak membesut klub berjuluk Laskar Wong Kito untuk dua tahun ke depan.

Barito Putera Waspadai Motivasi Semen Padang FC Bermain di Kandang Sendiri

Dengan target menjadi juara, manajemen juga membantu Rahmad dengan dana besar. Presiden Sriwijaya FC, Dodi Alex Reza mengaku akan menyiapkan dana selama satu musim sekira Rp35 miliar.

(Baca juga: Makan Konate Selangkah Lagi ke Sriwijaya FC)

Hadapi Semen Padang FC, Barito Putera Tak Bisa Raba Strategi Coach Hengki Ardiles  

Sederet nama pemain asing sudah pasti akan membela Sriwijaya FC musim depan. Dia adalah Alberto Goncalves yang kontraknya diperpanjang, dan Esteban Vizcarra yang ditampung dari Arema FC.

"Beto tetap jadi pemain Sriwijaya FC, dan secara resmi saya katakan di sini, salah satu pemain asing yang gabung dengan kami adalah Vizcarra," ujar Dodi dalam konferensi pers di Palembang, Jumat, 24 November 2017.

Strategi Barito Putera Hadapi Gempuran Kabau Sirah di Ranah Minang

Dodi menegaskan pihaknya tidak akan mengintervensi Rahmad dalam menentukan kerangka tim. Dia percaya penuh kepada pelatih yang pernah menyumbangkan satu gelar juara Liga Super Indonesia dan tiga kali juara Piala Indonesia untuk Sriwijaya FC itu.

"Insya Allah inilah yang terbaik dari kami. Tim bermental juara, dengan pelatih dan pemain berpengalaman," kata pria yang juga menjabat sebagai Bupati Musi Banyuasin tersebut.

Menanggapi pernyataan Dodi, juru taktik yang akrab disapa RD tak ingin menganggapnya sebagai beban. Dia percaya, dengan dukungan penuh dan keseriusan dalam berlatih, menjadi juara tidaklah sulit bagi Sriwijaya FC.

(Baca juga: Rahmad Darmawan Kembali ke Sriwijaya FC, Persib Gigit Jari)

"Kalau dibilang berat ya berat, tapi saya percaya selama di kanan dan kiri ada pemain dan manajemen yang konsisten mau membangun tim menjadi lebih baik, beban itu tidak terasa," kata RD.

Tekad besar manajemen Laskar Wong Kito tak terlepas dari capaian buruk di Liga 1 2017 yang cuma finis di posisi ke-11. Itu adalah rekor terburuk Sriwijaya FC selama mentas di kompetisi kasta tertinggi sepakbola Indonesia. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya