Carlton Cole: Dominasi Umuh di Persib Melampaui Pelatih
- ANTARA FOTO/Agus Bebeng
VIVA - Perang verbal antara Carlton Cole dan manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, terus belanjut. Kini giliran pemain asal Inggris tersebut yang membeberkan betapa berkuasanya Umum di Maung Bandung.
Sebelumnya, Umuh sempat menyatakan bila terpuruknya Persib di Liga 1 2017 tak lepas dari peranh Cole. Persib harus puas finis di peringkat ke-13, itu menjadi catatan terburuk bagi Atep cs.
Cole sendiri sejak diputus kontrak usai berakhirnya putaran pertama, mengungkapkan bila Umuh memang tak menginginkannya. Kini, dia membeberkan fakta bila Umuh memiliki dominasi besar, melampaui keputusan pelatih di area teknis.
"Persib memiliki pelatih yang bertugas melatih dan memilih tim setiap pekan, tapi ada sosok manager yang bertugas mengawasi pemesanan hotel dan gaji pemain. Di Inggris, kita menyebutnya 'player liaisons' atau pegawai penghubung, tapi di Indonesia disebutnya manajer," ungkap Cole kepada Goal English.
"Orang ini bernama Umuh Muchtar dan dia mendominasi seluruh isi tim. Dia tidak hadir saat latihan, tapi dia memilih tim yang bermain saat bertanding. Pelatih yang melatih tidak punya kuasa dan manajer lah yang mengatur segalanya," lanjutnya.
Lebih lanjut, eks pemain West Ham United ini menyatakan seorang pemain takkan bermain bila tak disukai Umuh. Bahkan, Umuh bisa melakukan apa saja demi mewujudkan segala keinginannya.
"Kalau manajer tidak suka denganmu atau tiba-tiba memilih pemain lain, kamu takkan bermain. Dia benar-benar figur yang dominan. Orang ini punya relasi dengan polisi dan militer. Dia tipe yang mendominasi, kalau ada yang tidak disukai, dia akan melakukan sesuatu supaya sesuai dengan apa yang diinginkan," ujarnya.
Walau begitu, pemain berusia 34 tahun ini menilai Persib adalah tim besar seperti Manchester United. Dia juga menepis kabar, terpuruknya Persib karena dirinya, dan Cole pun tak senang harus mengakhiri kerjasamanya dengan tidak baik.
"Persib adalah tim terbesar di Indonesia, mereka seperti MU, tapi penampilan mereka tidak terlalu baik. Ini bukan karena saya, bahkan setelah saya hengkang mereka masih berkutat di papan tengah klasemen. Itulah kenapa saya agak kecewa dengan cara saya pergi. Saya tak mau mengakhirinya seperti ini. Satu orang itu mengacaukan semuanya," kata Cole yang hanya bermain dalam liga saja dengan Persib.