Insiden Choirul Huda, Peringatan Bagi Seluruh Klub Liga 1
- instagram.com/perselafc/
VIVA.co.id – Kejadian tragis yang menimpa kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, menjadi alarm bagi seluruh klub di Indonesia. Wafatnya Choirul tentu mengingatkan seluruh elemen sepakbola nasional seberapa penting peran tim medis di dalam tim.
Seperti yang sudah ditetapkan dalam manual Liga 1 bahwa setiap klub wajib menyertakan tim medis di dalamnya. Bahkan, dalam manual pasal 28 ayat 2, setiap tim diperbolehkan menambah 3 orang ofisial yang bertugas sebagai pendukung, seperti asisten fisioterapis, dan lainnya.
Ini membuktikan bahwa sebenarnya, sudah ada rambu-rambu yang diberikan operator kepada seluruh klub untuk menyertakan tim medis secara lengkap.
Bukan cuma tim yang bertanggung jawab. Tuan rumah juga harus memperhatikan aspek keamanan terhadap pemain.
Mereka juga diwajibkan menyediakan dokter. Peralatan kesehatan yang tersedia di ambulans juga wajib dilengkapi, sehingga segala macam tindakan yang diperlukan bisa didukung.
"Kami turut berduka dan merasa kehilangan. Standarisasi proteksi pemain itu pasti ada. Dokter harus dua, dari tim dan panpel," kata Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru, Tigorshalom Boboy, kepada VIVA.co.id, Senin 16 Oktober 2017.
"Kami tak salahkan siapa pun. Tapi, bisa kita lihat peralatannya kan. Kami sudah berkali-kali mengimbau, bahkan memaksa klub untuk memperhatikan masalah ini. Kami menekankan betapa pentingnya keselamatan pemain," lanjut dia.
Selaku operator, PT LIB akan meninjau kembali insiden ini. "Ini insiden tak disengaja, tapi harus dijadikan pelajaran untuk kami dan klub," terang Tigor. (one)