Nyanyian Rasis Jangan Lagi Terdengar di Stadion

Acara Jumpa Suporter Sepakbola Seluruh Indonesia di Kemenpora
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ridho Permana

VIVA.co.id – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi meminta kepada suporter sepakbola Indonesia agar tidak lagi menyanyikan lagu bernada rasis saat mendukung tim jagoan bertanding. Sebab, hal itu justru hanya memicu perselisihan.

DPR Minta PSSI Perhatikan Pemain Lokal di Daerah 3T: Mereka Punya Fisik dan Mental Kuat

"PSSI, Kepolisian bersama-sama akan berupaya mengatur lebih baik lagi terkait suporter. Kami selaku pemerintah meminta hentikan lagu yang bersifat rasis," tutur Imam, dalam acara Jumpa Suporter Sepakbola di Wisma Kemenpora, Kamis 3 Agustus 2017.

(Baca juga: Jakmania Absen di Jumpa Suporter Sepakbola Gagasan Kemenpora)

PSSI Pers Sukses Gelar Media Cup 2024, Kemenpora dan PSSI Beri Apresiasi

Menurut Imam, nyanyian rasis sepatutnya memang tidak terdengar di dalam stadion. Karena dalam regulasi Federasi Sepakbola Seluruh Dunia (FIFA), hal tersebut jelas-jelas dilarang.

"Jangan ada lagi perpecahan, keributan. Suporter harus membangun solidaritas. Harus lebih rukun," imbuh politikus Partai Kebangkitan Bangsa tersebut.

Sejarah, Puncak Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2024 Dihadiri 25 Menteri serta Lembaga Tinggi Negara

Acara Jumpa Suporter Sepakbola Seluruh Indonesia hadir setelah adanya kasus suporter meninggal, yakni Ricko Andrean. Pria berusia 22 tahun tersebut jadi korban pengeroyokan di laga Persib Bandung vs Persija Jakarta.

"Cukup terjadi pada Ricko. Di hari suporter sepakbola tetap hidup. Kerukunan sangat diimpikan. Pentingnya suporter bagi kami, tidak boleh lagi ada rasa sakit kehilangan," ujar Imam.

Kepergian Ricko seperti memantik beberapa pihak untuk menjalin hubungan positif. Jakmania dan Bobotoh yang memiliki riwayat perselisihan mulai coba saling merangkul.

(Baca juga: Menanti Perdamaian The Jakmania dan Bobotoh)

Dan itu dilihat Imam sebagai langka positif. Dia berharap, perdamaian benar-benar terjadi, sehingga semua suporter bisa menjadi contoh baik bagi pihak lain.

"Semoga menjadi gerbang awal perdamaian antara kedua klub. Jangan lagi ada kemarahan antarseesama, anya karena berbeda klub," kata pria kelahiran Bangkalan, Madura itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya