Hukuman PSSI Terhadap Persib Bandung Sudah Jelas

Kericuhan laga Persib Bandung
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhammad Ali Wafa

VIVA.co.id – Polemik multitafsir hukuman Komisi Disiplin PSSI terhadap suporter Persib Bandung berlanjut. Sebab, manajemen Maung Bandung tetap nekat menjual tiket pertandingan melawan PS TNI di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Sabtu 5 Agustus 2017 mendatang.

Diimbangi Persib, Begini Respon Pelatih Port FC

Padahal Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria, sudah memberi penegasan. Dia mengatakan, hukuman terhadap Persib bukan tanpa atribut, tetapi memang suporternya tidak boleh masuk stadion.

(Baca juga: Persib Bandung Nekat Jual Tiket Lawan PS TNI)

Bojan Hodak Kembali Rayu Asnawi Mangkualam untuk Gabung Persib Bandung

"Hukuman bukan tanpa atribut. Tidak bisa didampingi. Suporternya tidak boleh masuk stadion," kata Tisha kepada wartawan di Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), kemarin.

Namun, hanya sehari berselang, Persib melalui laman resminya merilis daftar harga tiket pertandingan melawan PS TNI. Mereka hanya memberi keterangan penonton yang datang agar tidak memakai atribut.

Bos Persib Gunakan Hak Pilihnya di Pilkada 2024, Ini Harapannya untuk Sepakbola Jabar

Anggota Komisi Disiplin PSSI, Dwi Irianto ketika diminta konfirmasi menjelaskan masalah ini. Menurutnya, surat keputusan nomor 060/L1/SK/KD-PSSI/VII/2017 sudah tepat seperti yang dikatakan oleh Tisha.

"Sekjen kan sudah menegaskan. SK-nya seperti itu (tanpa penonton). Mungkin cara penafsirannya saja yang berbeda," kata Dwi, kepada VIVA.co.id, Rabu 2 Agustus 2017.

Hukuman diterima suporter Persib karena ulahnya saat menjamu Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu 22 Juli 2017 lalu. Lemparan botol dan flare kepada pemain tim tamu dianggap sudah keterlaluan.

(Baca juga: Persib Bandung Lolos dari Jerat Sanksi Tanpa Penonton)

Terkait itulah, Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan hukuman larangan suporter datang langsung ke stadion. Karena saat ini mereka ingin mengedepankan edukasi pembinaan dan etika kepada semua pihak.

"Kalau dulu dosa suporter ditanggung oleh klub. Kalau sekarang klub dan suporter bisa dihukum sendiri-sendiri. Ini yang harus kita pahami bersama," kata pria yang akrab disapa Mbah Putih itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya