Regulasi Liga 1 Berubah, Pemilik Madura United Meradang
- instagram.com/achsanul_q
VIVA.co.id – Regulasi Liga 1 mengalami perubahan mulai Juli hingga akhir Agustus 2017 mendatang. Penggunaan tiga pemain berusia di bawah 23 tahun dihapuskan sementara oleh PSSI dan PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi.
Mereka beralasan, timpangnya skuat klub-klub Liga 1 karena pemanggilan pemain ke tim nasional Indonesia U-22 menjadi faktor utama. Apalagi, nantinya akan ada Kualifikasi Piala Asia U-23 dan SEA Games 2017 Kuala Lumpur.
"Aspek fairness kompetisi mengingat jumlah pemain yang diambil dari masing-masing klub tidak merata dan untuk menjaga kualitas popularitas kompetisi akibat dari dipanggilnya pemain terbaik U-23 ke tim nasional," demikian bunyi poin pertama surat dari PT LIB kepada klub-klub Liga 1.
Selama penangguhan tersebut, regulasi pergantian pemain akan ikut berubah. Dalam pertandingan ke depan, kuota pergantian sebanyak tiga kali kembali diterapkan.
Akan tetapi, tidak semua klub langsung menerima dengan senang hati kebijakan penangguhan ini. Madura United salah satunya yang langsung melancarkan kritik tajam kepada PT LIB.
(Baca juga: Penangguhan Regulasi Pemain U-23 di Liga 1, PSSI Inkonsisten)
"PT LIB kembali mengubah peraturanya sendiri. Peraturan ini untuk bantu siapa? In-konsistensi membuat kompetisi jadi lelucon," tulis pemilik Madura United, Achsanul Qosasi melalui Twitter pribadinya.
Achsanul bukan tanpa alasan melancarkan kritik. Sebab, sejak Liga 1 belum lagi bergulir, PSSI ngotot menerapkan penggunaan tiga pemain U-23 dalam setiap pertandingan, meski mendapat protes dari klub.
"Semua klub sudah mengontrak 27 pemain, 5 pemain U-23. Karena saat itu diwajibkan. Padahal kebijakan itu sudah berjalan baik. Mestinya klub diajak bicara," ujarnya menambahkan.
Akibat perubahan ini, kecurigaan pun muncul. Dan tak bisa dihindari pula, Persib Bandung menjadi sorotan. Mereka dianggap diuntungkan dengan adanya perubahan ini, karena Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat, Glenn Timothy Sugita juga merangkap sebagai komisaris utama PT LIB.
"Pelajaran penting yang bisa diambil adalah, Ke depan, jangan ada pengurus klub yang duduk menjabat di operator (LIB) dan di Regulator (PSSI). Cukup." (mus)