Ketum PSSI Tak Larang Judi di Sepakbola
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA.co.id – Perjudian memang senantiasa jadi sisi kelam dalam dunia sepakbola. Tak jarang, akibat perjudian, sebuah pertandingan bisa jadi melanggar kaidah sportivitas lantaran ada beberapa kasus diakibatkan oleh judi.
Sejumlah kasus judi sempat terjadi di sepakbola tanah air. Kasus pengaturan skor (match fixing), bahkan sampai ada yang menyeret nama pemain terlibat di dalamnya.
Di sisi lain, judi juga justru bisa menjadi sponsor utama sebuah klub sepakbola. Rumah-rumah judi jadi penyokong dana beberapa klub-klub Eropa.
Sebut saja Southampton, West Bromwich Albion, atau Watford. Bahkan, klub sekelas AC Milan dan Real Madrid saja pernah disponsori oleh sebuah rumah judi.
Namun, rumah-rumah judi tersebut tak sampai terlibat dalam pengaturan skor. Judi dalam hal ini hanya sebatas industri hiburan, dan tak sampai merajalela ke dalam lapangan.
Hal ini yang rupanya jadi dasar pemikiran Ketua Umum PSSI, Letjen TNI Edy Rahmayadi, untuk tidak melarang adanya judi dalam sepakbola. Hanya saja menurutnya, judi tidak diperkenankan mengganggu jalannya pertandingan dan kaidah sportivitas. Hal itu diungkapkan Edy saat menghadiri acara launching Gojek Traveloka Liga 1.Â
Selain itu, Edy juga menegaskan akan menindak tegas para pelaku judi bola yang terlibat dalam pertandingan di lapangan dan melanggar kaidah-kaidah sportivitas.
"Kalau saya lihat dan pelajari, judi yang paling besar masuk ke ranah sport. Jumlahnya bisa mencapai Rp20 miliar per pertandingan. Jika dikalikan 300 saja itu sudah mencapai 20 triliun," ujar Edy kepada wartawan.
"(Tindakan untuk memberantas pelaku judi bola) Saya akan berbuat yang terbaik untuk bangsa ini. Silakan berjudi tapi jangan sampai mengganggu ke dalam arena lapangan," jelasnya.
Gojek Traveloka Liga 1 rencananya akan dimulai pada 15 April 2017. Akan ada 18 tim yang berlaga untuk memperebutkan status sebagai yang terbaik di Indonesia. (one)