Jadwal Kompetisi TSC Bikin Pemain Lelah Setengah Mati
- Indonesiansc.com
VIVA.co.id – Torabika Soccer Champioship (TSC) telah usai. Persipura Jayapura keluar sebagai juara dengan raihan 68 poin dari 34 pertandingan yang telah dilalui. Namun, ada beberapa masalah yang mesti menjadi perhatian untuk kompetisi musim depan.
Jadwal pertandingan salah satu faktor yang banyak dikeluhkan oleh klub-klub peserta. Mulai dari jam pertandingan yang dimulai terlalu malam, sampai format pertandingan tandang yang menguras tenaga.
Perseru Serui adalah salah satu tim yang merasa paling berat setiap menjalani pertandingan tandang. Selain jarak tempuh yang jauh, kadang mereka harus menerima memiliki waktu istirahat yang terlalu singkat dari pertandingan ke pertandingan.
Bayangkan, untuk dari Serui ke Jakarta, tim Perseru harus menghabiskan waktu sampai 10 jam untuk perjalanan pesawat saja. Belum untuk menunggu di bandara dan lain-lain. Sudah pasti, kondisi tubuh tidak akan fit untuk melakoni laga tandang.
"Jadwal kemarin itu kan, sekalinya jauh, ya jaraknya jauh sekali. Begitu mepet, yang sangat mepet sekali," kata asisten pelatih Perseru, Choirul Huda, saat dihubungi VIVA.co.id, Selasa 20 Desember 2016.
"Kami habis lawan (Pusamania) Borneo FC di Samarinda, paginya kami terbang ke Bandung main dua hari kemudian, dan langsung balik ke Serui. Itu lelahnya setengah mati," jelasnya.
Mengingat sepakbola Indonesia yang mulai kompetitif dan profesional, Choirul berharap ke depan penyusunan jadwal lebih bijak dari saat ini. Setidaknya, tim seperti Perseru, bisa lebih mengoptimalkan laga tandang sehingga memiliki peluang meraup poin.
"Penjadwalan itulah yang harus diperbaiki. Mungkin kemarin karena banyak agenda, termasuk timnas, tetapi semoga musim depan bisa berubah," harap Choirul.
Perubahan format tandang pada TSC memang berbeda dibanding dengan Indonesia Super League sebelumnya. Ketika itu, biasanya tim akan menjalani laga tandang beruntun ke suatu daerah.
Misal, ketika mereka menjalani laga tandang ke Persipura Jayapura, maka pertandingan berikutnya akan berhadapan dengan klub lain yang berbasis di Papua atau Indonesia bagian timur. Hal ini dilakukan untuk mencegah pemain lelah, serta menghemat dari sisi pengeluaran tim.
Tetapi, pada TSC kali ini dicoba format layaknya liga Eropa yang memainkan laga kandang dan tandang setiap pergantian pekan. Dengan jarak wilayah yang sangat besar, perjalanan panjang tentu bakal menguras tenaga para pemain.
(ren)