Kronologi Pengeroyokan Jakmania yang Tewas di Tol Palimanan
- VIVA.co.id/Radhitya Andriansyah
VIVA.co.id – Aksi brutal oknum suporter kembali terjadi di sepakbola Indonesia. Kali ini, salah satu anggota Jakmania asal Korwil Kalimalang, Harun Al Rasyid Lestaluhu, tewas dalam peristiwa bentrok yang terjadi di Tol Palimanan KM 188 hingga 186, Minggu, 6 November 2016.
Pengurus Pusat Jakmania, melalui rilisnya, angkat bicara soal pengeroyokan Rasyid. Menurut mereka, Rasyid tewas di tengah bentrokan. Kejadian memalukan tersebut diawali dari tindakan beberapa oknum suporter yang mengenakan atribut Persib Bandung.
Mereka menunggu iring-iringan bus Jakmania lewat, di pinggir tol dan jembatan. Saat konvoi lewat, mereka langsung melempari bus dengan batu.
Awalnya, masih disebutkan PP Jakmania, pihaknya masih menahan diri. Namun, serangan dari luar begitu deras dan akhirnya mereka mengejar para pelaku.
Dikejar kawanan Jakmania, pelaku kemudian masuk ke gang permukiman warga. Tanpa diduga, mereka memanggil warga.
"Saat masuk pintu masuk tol Palimanan, ada yang melempari bus kami. Anak-anak turun dari bus, keluar semua mengejar pelaku pelemparan itu. Mereka lari masuk ke gang permukiman warga. Ternyata, mereka memanggil warga dan akhirnya terjadi bentrok," kata salah seorang anggota Jakmania yang tak mau disebutkan namanya.
"Dan saat itu, salah satu anggota kami, HRL, meninggal dunia," lanjutnya.
Seorang saksi berinisial RDP mengungkapkan, dalam bentrok itu, Rasyid sempat dikeroyok dengan senjata tajam dan senapan angin. RDP, yang sempat berada di dekat Rasyid, menuturkan rekannya sempat dilindungi polisi.
Namun, polisi kalah jumlah dan akhirnya massa terus menghantam Rasyid. Kerabat Ramdani Lestaluhu itu juga dihantam dengan balok secara bertubi-tubi dan akhirnya meregang nyawa.
Tak cuma Rasyid yang menjadi korban. Masih ada empat anggota Jakmania lain yang mengalami luka serius akibat bentrok tersebut. Mereka berasal dari Korwil RKJ, Pondok Labu, Pasar Minggu, dan Ciracas. (ase)