Arema Buka Suara soal Wacana Pindah Kandang

Pendukung Arema FC, Aremania
Sumber :
  • Indonesiasc.com

VIVA.co.id – Kubu Arema Cronus buka suara soal kabar kepindahan kandang dari Stadion Kanjuruhan kembali ke Stadion Gajayana. Wacana tersebut menjadi perhitungan tersendiri saat hadapi tim yang kurang menyedot perhatian penonton.

Malang PPKM Level 2, Stadion Gajayana Siap Jadi Tuan Rumah Liga 1

Dalam beberapa laga terakhir seperti saat melawan Perseru Serui dan Barito Putera, tercatat hanya lebih dari 5.000 Aremania yang hadir langsung di Kanjuruhan. Angka tersebut jauh dari kata memuaskan, terutama dengan klub yang memiliki basis suporter besar.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, wacana untuk memindahkan kandang Arema dari Kanjuruhan ke Gajayana pun ‘diapungkan’ oleh Wakil Wali Kota Malang, Sutiaji.

Format Vaksinasi di Stadion Gajayana Dipuji Panglima Komando Armada II

(Baca Juga, Penonton Makin Dikit, Arema Bakal Pindah Kandang?)

Berbicara soal hal tersebut, General Manager Arema, Rudy Widodo, mengatakan ada beberapa kemudahan selama menggunakan Stadion Kanjuruhan di antaranya, perizinan yang tidak rumit, serta beberapa kebijakan lunak dari Pemeritah Kabupaten Malang dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Malang.  
 
"Pemkab Malang selama ini membantu Arema, dengan memberikan kebijakan yang tidak rumit untuk urusan pajak. Selama di Kanjuruhan, Arema mendapat potongan pajak jika biasanya 10 persen namun setelah di rembuk Pemkab bersama DPR disepakati 2,5 persen," ujar Rudy Widodo.

Kepala Dinas di Malang Positif COVID-19, Stadion Gajayana Ditutup

Lanjut Rudy, Arema sebenarnya juga ingin bermain di Stadion Gajayana karena faktor sejarah. Hanya saja Stadion Gajayana akan digunakan sebagai kandang kedua setelah Stadion Kanjuruhan mengingat kapasitas Kanjuruhan lebih besar ketimbang Gajayana. 

"Kita ingin untuk pertandingan malam yang bukan big match. Kita tidak meminta yang aneh-aneh, kita hanya meminta kebijakan yang lunak," kata Rudy.

Rudy mencontohkan, saat Arema Cronus melawan Persik Kediri di lanjutan Indonesia Super League tahun 2014, manajemen Arema merasakan ada kebijakan yang aneh terkait pembayaran pajak tontonan. 

"Izin harus keluar dahulu, pajak tiket harus DP dulu. Baru di Indonesia DP itu diminta di awal, pajak tontonan harusnya dihitung dahulu baru kita bayar. Ya itu yang menjadi pertimbangan kita, jadi harus saling menguntungkan," papar Rudy. 

Ada beberapa keuntungan andai Arema jadi menggunakan Stadion Gajayana sebagai kandang keduanya. Di antaranya meningkatkan gairah ekonomi masyarakat sekitar. Namun, menurut Rudy ada sisi negatif dan positif jika Arema berlaga di Kota Malang.

"Sisi negatif, mungkin konvoi. Sisi positifnya banyak, perekonomian rakyat tumbuh, seperti, PKL, parkir dan lain-lainnya," kata Rudy. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya