Jakmania Jadi Tantangan Bos Properti Kalau Pimpin Persija

Pemain Persija Jakarta, Bambang Pamungkas.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Purna Karyanto

VIVA.co.id – CEO Bhayangkara Surabaya United (BSU), Gede Widiade, disebut-sebut tertarik mengambil alih Persija Jakarta. Meski masih belum mau berbicara banyak soal rumor tersebut, eks manajer Timnas Indonesia U-23 ini punya pandangan soal tantangan menjadi orang nomor satu klub kebanggaan masyarakat Jakarta.

Ridwan Kamil Tanggapi Tantangan Jakmania: Komitmen Dukung Persija Jakarta dengan Kenakan Jersey dan Perbaiki Fasilitas

Dalam berita sebelumnya, VIVA.co.id sempat menanyakan soal rencana Gede apabila resmi menjadi penanam saham baru di Persija yaitu ingin menjadikan klub Ibukota itu sebagai klub yang bisa menjadi barometer klub-klub sepakbola Indonesia lainnya.

Tapi tak hanya itu saja, tantangan terbesar Gede andai jadi pemilik baru Persija adalah soal bagaimana memberikan edukasi kepada para suporter, The Jakmania. 

J-Trust Bank Luncurkan Kartu Debit Co-Branding 'TORA PERSIJA' untuk Jakmania

Hal ini berkaca kepada seringnya The Jakmania berbuat ulah yang berujung kepada sanksi bagi manajemen, dan jelas merugikan baik secara finansial dan dari segi mental para pemain.

Menurut pandangan Gede, suporter merupakan salah satu komponen penting dalam kemajuan sebuah klub, sehingga sama pentingnya dengan pemain, pelatih, dan manajemen klub.

Imbauan untuk Jakmania Jelang Big Match Persib Vs Persija

"Di klub mana pun, yang namanya suporter jelas jadi bagian penting. Mereka kan mendukung kita, mereka beli tiket, nonton, dan bisa memberikan motivasi buat para pemain," kata Gede

"Dari beli tiket saja mereka sudah ikut membantu kita. Semua suporter itu kan pasti ingin klub kebanggaannya menang. Cuma, dalam sepakbola itu kan ada menang, kalah, dan seri. Jadi, bagaimana membuat mereka tetap bisa tertib saat klub meraih hasil apa pun," tutur pria yang sudah berkecimpung di sepakbola Surabaya selama 14 tahun itu.

Kemudian, Gede juga menjelaskan keharusan manajemen klub untuk bisa membangun komunikasi yang positif dengan komunitas suporter. Hal ini wajib dilakukan demi menjelaskan kondisi terkini klub, karena hal tersebut merupakan salah satu bentuk edukasi.

"Apa sih susahnya berkomunikasi dengan suporter? Kita bisa tanya suporter maunya apa. Kita juga bisa jelaskan kenapa sih kita kalah, kenapa sih kita menang, atau hanya seri. Kalau soal suporter ingin pemainnya bintang semua, ini kan tergantung dengan situasi keuangan. Ya kita harus bisa jelaskan juga soal itu," lanjut Gede.

"Intinya komunikasi saja. Edukasi penting memang, tapi dasarnya adalah komunikasi dulu. Komunikasi yang baik dari klub dengan suporter," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya