Pernyataan Resmi Pengurus Pusat Jakmania Soal Insiden SUGBK
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA.co.id – Pengurus Pusat Jakmania, kelompok suporter Persija Jakarta mengeluarkan pernyataan resmi soal insiden bentrokan dengan aparat kepolisian di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta pada jumat 24 Juni 2016. Mereka meminta maaf atas kejadian tersebut dan turut mengungkapkan penyesalan.
Keributan terjadi ketika pertandingan antara Persija melawan Sriwijaya FC memasuki menit ke-81. Ketika itu, Jakmania ada yang masuk ke dalam lapangan karena tribun tempat mereka duduk ditembaki gas air mata.
(Baca juga: Meredakan Amarah Jakmania, Kasus Fahreza Minta Diselesaikan)
Kejadian ini adalah puncak dari masalah yang ada sepanjang pertandingan. Usai turun minum, memang banyak Jakmania yang menyalakan flare dan petasan. Tindakan itu sempat membuat beberapa pemain kesulitan bernafas karena terkepung asap.
Dan bentrokan yang terjadi di dalam SUGBK merembet hingga keluar. Motor dan mobil yang ada di parkiran tak sedikit yang ikut dirusak oleh pihak tak bertanggung jawab. Karena kejadian tersebut, Jakmania pun mendapat stigma negatif.
"Kami dari Pengurus Pusat The Jakmania memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Persija Jakarta, Pemain Persija, Sriwijaya FC, Singa Mania (Dan kelompok pendukung Sriwijaya FC lainnya), serta pihak kepolisian dan seluruh masyarakat Jakarta atas ketidaknyamanan ini," demikian dikutip dari siaran pers yang diterima VIVA.co.id.
"Kami tidak menutup diri untuk menerima kritik, masukan ataupun arahan dari pihak-pihak lain terutama tokoh masyarakat Jakarta untuk kemajuan sepak bola Jakarta." kata mereka.
(Baca juga: Pilar Persija Sayangkan Tindakan Anarkis Aparat dan Jakmania)
Dalam siaran pers tersebut diungkapkan pula, jika Pengurus Pusat Jakmania ikut berduka atas adanya korban luka-luka baik dari sipil maupun aparat keamanan. Mereka berjanji akan melakukan evaluasi dan konsolidasi internal mengenai hal ini.
"Untuk semua The Jakmania, kami harap menahan diri dari segala bentuk provokasi, menahan emosi dan juga bersikap bijak termasuk di dunia maya. Ini saatnya kita introspeksi diri, dan kembali berada di jalur yang terorganisir." katanya.