Kerusuhan Jakmania Bikin Pelatih Persija Pusing
- VIVA.co.id/D.A Pitaloka
VIVA.co.id – Persija Jakarta berada dalam situasi yang kritis. Mereka terancam sanksi dari PT Gelora Trisula Semesta (GTS), akibat tindakan tak terpuji yang dilakukan suporternya, Jakmania.
Menjamu Sriwijaya FC, Jumat 24 Juni 2016, Persija yang bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), didukung penuh oleh Jakmania. Sayangnya, cara Jakmania mendukung Persija kurang sopan.
Mereka menyalakan flare dan petasan di dalam stadion. Alhasil, wasit Djumadi Effendi harus menghentikan pertandingan sebanyak tiga kali.
Puncaknya terjadi di menit 77. Ketika itu, laga terhenti akibat Jakmania menerobos masuk ke dalam lapangan.
Mereka merangsek masuk ke lapangan SUGBK lewat tribun VIP Timur, sektor tujuh, serta delapan. Polisi pun berlarian untuk menghalau kawanan Jakmania yang ingin masuk ke lapangan.
Kalah jumlah, polisi menembakkan gas air mata. Kondisi kian tak terkendali. Pemain diungsikan ke ruang ganti.
Rapat darurat digelar. Manajemen kedua tim bersama wasit dan match commisioner mendiskusikan status pertandingan tersebut. Tak ada hasil yang tercapai.
Sriwijaya belum secara resmi dinyatakan sebagai pemenang, meski sudah unggul 1-0. Secara regulasi, seharusnya Sriwijaya berhak atas tiga poin.
Sebab, pertandingan terhenti saat laga memasuki menit 81. Artinya, duel tersisa sembilan menit.
Terkait kondisi ini, pelatih Persija, Paulo Camargo, enggan berkomentar. Ketika ditanya VIVA.co.id soal pertandingan, Camargo justru mengaku sedang pusing.
"Tak ada yang bisa dikomentari. Saya sedang pusing sekarang," terang Camargo.
Para pemain Persija pun bungkam. Mereka memilih langsung masuk ke dalam bus.
Tindakan tak terpuji Jakmania bisa saja berdampak buruk bagi Persija. Sudah tiga kali Persija terkena sanksi akibat ulah Jakmania. Bisa saja, mereka terkena hukuman bertanding tanpa penonton di laga kandang akibat kejadian ini. (asP)