Komdis GTS Belum Jatuhkan Sanksi ke Kiper Semen Padang
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id – Situasi tak menguntungkan tengah dialami oleh kiper andalan Semen Padang, Jandia Eka Putra. Dia terancam sanksi larangan enam bulan bertanding oleh PT Gelora Trisula Semesta (GTS), operator Torabika Soccer Championship (TSC), terkait kasus protes berlebihan terhadap wasit di laga kontra Perseru Serui, beberapa waktu lalu.
Sempat beredar berita di berbagai media bahwa Jandia sudah disanksi selama enam bulan. Tak cuma itu, ada juga tambahan denda sebesar Rp50 juta.
Namun, Komisi Disiplin GTS menyatakan sanksi tersebut belum secara resmi dijatuhkan. "Biasanya hasil putusan dari Komdis dibuatkan SK dan dikirim dulu ke klub, pemain, serta GTS. Nanti, GTS yang memutuskan. Mungkin satu hingga dua hari ke depan sudah diumumkan," kata Ketua Komdis GTS, Asep Edwin, saat dihubungi VIVA.co.id, Jumat 17 Juni 2016.
Sebenarnya, Jandia sudah menemui GTS pada Kamis kemarin. Dia tak sendiri. Ada Christovel M Sibi juga.
Kedua pemain ini memang dicurigai melakukan protes keras kepada wasit Hadiyana. Dan, dalam duel tersebut, cuma Sibi yang mendapat kartu merah di menit 90.
Manajemen Semen Padang, melalui CEO, Daconi, menyatakan kedatangan dua pemain tersebut adalah untuk meminta keringanan sanksi dari GTS. Daconi menyebutkan protes dilakukan oleh kedua pemainnya lantaran kinerja wasit yang dianggap kurang prima.
"Pemain dan tim hukum kami sudah datang ke GTS, memberikan klarifikasi. Harapannya, ada keringanan dari Komdis GTS, apalagi situasi pertandingan juga tak kondusif," terang Asep.
Tak cuma belum menentukan sanksi untuk Jandia serta Sibi, Komdis GTS masih menahan sikap mereka terkait sikap suporter Persija dan Madura United. Kedua suporter tersebut melakukan pelanggaran Kode Disiplin Torabika Soccer Championship (TSC) dengan menyalakan flare serta petasan di dalam stadion.
Parahnya, suporter MU menyalakan flare dan petasan dalam jumlah yang masif. Hal tersebut berujung pada penghentian pertandingan sebanyak dua kali, dan wasit Oki Dwi Putra sempat mengalami sesak napas.
Terkait Persija, petasan yang mereka nyalakan tak hanya di tribun. Mereka juga sempat melempari polisi dengan petasan. Ada juga teriakan "Pembunuh! Pembunuh! Pembunuh!" yang dilontarkan Jakmania. Teriakan ini diduga lantaran buntut kasus kematian rekan mereka, Muhammad Fahreza. (one)