Tolak Turnamen, Ponaryo Tetap Berlatih di PBFC
Sabtu, 30 Januari 2016 - 02:49 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Fajar Sodiq
VIVA.co.id
-Presiden Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), Ponaryo Astaman, masih berpegang teguh pada pendiriannya untuk menolak mengikuti turnamen. Ponaryo bersikukuh aksi menolak turnamen adalah langkah tepat untuk mendorong elit sepakbola nasional agar menggelar kompetisi.
Sebenarnya, gerakan menolak turnamen mendapat respon beragam dari para pemain. Memang ada yang setuju, namun penolakan juga banyak.
Bek senior Persib, Tony Sucipto, dan palang pintu belia Mitra Kukar, Rudolof Yanto Basna, secara terang-terangan menolaknya. Menurut mereka, gerakan menolak turnamen bukan solusi tepat demi mengatasi kekisruhan di sepakbola nasional.
"Jika ada turnamen, kami menyerukan seperti kemarin. Intinya, gerakan tolak turnamen bertujuan untuk memaksa pihak-pihak berkompeten agar membuat kompetisi. Andai belum ada kepastian mengenai kompetisi, kami akan berpegang teguh," kata Popon -sapaan akrab Ponaryo.
Baca Juga :
Lawan Mitra Kukar, Borneo FC Bicara Harga Diri
Mantan gelandang timnas Indonesia ini pun kembali mengemukakan dampak dari digelarnya turnamen. Secara positif, menurut Ponaryo, para pemain mendapatkan penghasilan.
Namun, persebarannya tak merata. Disebutkan Ponaryo, cuma 30 hingga 40 persen pemain Indonesia yang merasakan uang dari turnamen.
Jumlah uang yang diterima pun sedikit karena tidak jelasnya peraturan kontrak di dalam turnamen.
"Dalam turnamen, total hanya ada 10 pertandingan. Bayangkan, jika mereka yang dibayar per pertandingan. Kemudian, klubnya hanya sampai babak penyisihan saja. Rata-rata bayaran juga cuma 2 hingga 3 juta setiap pemain," terang Ponaryo.
Meski menyerukan dan bersikeras untuk menjalankan gerakan menolak turnamen, Ponaryo menegaskan tetap berlatih bersama Pusamania Borneo FC. Alasan kontrak menjadi faktor utama Ponaryo tetap berlatih. "Saya sudah bilang ke manajemen dan mereka menghargai komitmen kami," ujar Ponaryo.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Dalam turnamen, total hanya ada 10 pertandingan. Bayangkan, jika mereka yang dibayar per pertandingan. Kemudian, klubnya hanya sampai babak penyisihan saja. Rata-rata bayaran juga cuma 2 hingga 3 juta setiap pemain," terang Ponaryo.