Suharno Wafat Mengenakan Kostum Arema

Suharno
Sumber :
  • VIVA.co.id/D.A.Pitaloka (19-8-2015)
VIVA.co.id
- Meninggalnya Pelatih Arema Cronus Suharno membawa kesan mendalam bagi manajemen Arema Cronus. Sosok pelatih kelahiran Klaten tahun 1959 itu dinilai sebagai teladan pelatih yang punya totalitas tinggi terhadap Arema dan sepakbola.


Bahkan di akhir nafasnya, Suharno meninggal dengan menggunakan jersey Arema. Saat itu dia baru pulang memimpin latihan anak asuhnya di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Rabu 19 Agustus 2015.


“Totalitas beliau dalam bekerja dan melatih Arema, walaupun sedang menjadi pelatih di tempat lain, beliau masih tetap memantau Arema,” kata General Manager Arema, Rudy Widodo sebelum melepaskan jenazah di Puskesmas Pakisaji, Kabupaten Malang.


Dia mengingat, beberapa kali Suharno memimpin Arema. Pelatih yang tak pernah ketinggalan dengan topi saat di lapangan itu pertama kali bergabung di Arema sekitar tahun 1996 hingga 1997.


Setelah itu, dia sempat mengembara melatih beberapa klub seperti Persis Solo dan Persiwa Wamena sebelum kembali menjadi pelatih Arema ketika berada di jurang degradasi tahun 2011-2012.

Arema Rela 'Peras Otak' Demi Timnas Indonesia

“2011 saat itu sedang krisis dan berada di jurang degradasi, maka tidak ada pilihan lain bagi manajemen selain beliau yang terus memantau Arema meskipun melatih di tempat lain,” katanya.
Lagu Khusus Slank di Pembukaan Piala Jenderal Sudirman


Iklim Tropis Jadi Kendala untuk Dua Pemain Anyar Arema
Berkat Suharno, Arema terselamatkan dari jurang degradasi meskipun di musim berikunya posisinya sudah tergantikan dengan pelatih lain, “setelah RD (Rahmad Darmawan) kami bingung, siapa ini pelatih yang tahu luar dalamnya Arema dan akhirnya kembali lagi ke Suharno,” imbuhnya.


Tahun 2014 Suharno kembali membesarkan Arema. Di musim lalu Arema gagal menjuarai liga kasta tertinggi di Indonesia ISL. Namun setelah itu, semua gelar juara pramusim yang diikuti Arema diboyong ke kandang singa.


Diantaranya juara Inter Island Cup, juara Trofeo Persija, SCM Cup, Bali Island Cup, dan turnamen Sunrise of Java Cup. Sebelum meningal, mendiang menyiapkan pemain menjelang piala Presiden akhir Agustus nanti, “ kami setelah usai latihan kemudian meeting tentang batalnya Piala Proklamasi, dan menjelang Piala Presiden. Totalitas beliau bekerja itu bahkan sampai di akhir hayatnya, semoga meninggal dengan khusnul khotimah,” harapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya