Persib Tunggu Arahan PSSI Terkait 'Liga Champions' ASEAN
- Persib.co.id
VIVA.co.id - Sanksi FIFA yang dijatuhkan kepada Indonesia akibat campur tangan pemerintah terhadap PSSI bisa membuat mimpi Persib Bandung berlaga di ASEAN Super League (ASL), bisa saja terkubur.
ASL merupakan bentuk kompetisi antarklub yang digagas Federasi Sepak Bola Asia Tenggara atau AFF untuk menghidupkan persaingan di level klub negara-negara ASEAN, setelah mereka sukses menggelar turnamen antarnegara bertajuk AFF Cup.
Kompetisi ASL rencananya mulai digulirkan pada Agustus tahun depan dan akan melibatkan klub-klub terbaik dari seluruh negara di kawasan ASEAN. Ajang ini dinilai sangat menjanjikan persaingan menarik dan berpotensi mendatangkan keuntungan komersial yang tak sedikit bagi federasi maupun klub.
Sayang, sepanjang kisruh sepak bola di Tanah Air tak menemui ujung pangkalnya, kemungkinan besar klub-klub di dalam negeri tak bisa turut memeriahkannya. Tak terkecuali Persib Bandung yang pesimistis bisa ambil bagian di kompetisi ASL edisi perdana.
"Sejauh ini kami baru dapat informasi yang bisa dikatakan belum menyeluruh. Kami belum tahu teknis pelaksanaannya seperti apa. Seperti tiap negara bisa mengirim atau mendapatkan jatah berapa klub," ungkap Direktur Umum dan Operasional PT PBB, Risha Adi Wijaya di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung.
Pada dasarnya, kata Risha, Persib sangat menyambut positif setiap rencana pelaksanaan turnamen. Apalagi, jika pelaksanaannya resmi atau diakui federasi tertinggi yang bersangkutan dalam hal ini AFC dan FIFA.
Namun, dia menyatakan, soal keikutsertaan, Maung Bandung menyerahkan sepenuhnya kepada PSSI selaku federasi dan PT Liga Indonesia sebagai operator kompetisi yang bisa dikatakan jadi induk semua klub sepak bola di Tanah Air.
"Kami serahkan kepada federasi, termasuk PT Liga Indonesia. Sebab, ini bisa dikatakan jadi kewenangan pihak PT Liga," tuturnya.
Dalam rancangan awalnya, ASEAN Super League akan mempertemukan klub-klub sepak bola negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina yang memiliki nilai koefisien lebih besar mendapat jatah masing-masing dua tim untuk tampil di gelaran tersebut.
Sementara itu, Laos, Kamboja, Brunei Darusalam, dan Timor Leste hanya dapat mengirimkan satu klub terbaik. (art)