Nilmaizar: Melatih Bola Harus dengan Hati

Pelatih Semen Padang Nilmaizar
Sumber :
  • Eri Naldi (VIVAnews)

VIVAnews - Pria ini dikenal pendiam, tak suka berbasa-basi, lebih senang langsung pada persoalan bila berbicara. Ia pantas dikenal sebagai sosok irit bicara.

Pria itu tak lain pelatih muda Semen Padang, Nilmaizar. Karir kepelatihan Nilmaizar di pentas sepakbola Indonesia terbilang baru. Namun, di bawah kendalinya, Semen Padang mampu menerobos papan atas Liga Super Indonesia (ISL) musim 2010/11.

GammaOne Bawa Tema Sentimentil di Lagu Pengkhianatan Terbesar

"Kuncinya dedikasi dan komunikasi dengan pemain," kata Nilmaizar singkat.

Saat ditemui VIVAnews.com, pelatih berusia 41 itu tampak sumringah. Ia seperti ingin mengucapkan kata-kata, tapi sepertinya malu-malu.

"Yah, kita mensyukuri saja hasil yang telah dicapai tim musim ini," ujarnya sambil tersenyum.

Melatih, bagi Nilmaizar terbilang sebagai kejutan. Pria yang pernah menjadi anggota tim nasional Indonesia Garuda II itu sukses mengantarkan Kabau Sirah --julukan Semen Padang-- menghuni peringkat 4 ISL musim ini.

Terpopuler: Ramal Penyanyi Senior Inisial K Bakal Cerai, Paula Verhoeven Jadi Sorotan

Padahal, Semen Padang berstatus tim pendatang baru di ISL setelah hanya menempati peringkat 3 Divisi Utama 2010. Keseriusan dan tidak menganggap enteng lawan menjadi salah satu kunci sukses Semen Padang.

Posisi pelatih kepala baru diraih Nilmaizar setelah lima musim menjadi asisten pelatih. Nil sempat menjadi orang kedua setelah Syafrianto, Joko Susilo dan terakhir Arcan Iurie. Sebelumnya, ia hanya menjadi pelatih Semen Padang junior era 2000-2003.

Siapa sangka di musim perdananya ini, Nil mampu mengangkat Semen Padang ke jajaran elite Indonesia. Apa strategi yang diterapkannya?

"Tidak ada resep khusus, yang terpenting melatih dengan jujur, ikhlas. Intinya, melatih dengan hati sehingga komunikasi dengan pemain menjadi mudah," ujarnya.

Dengan situasi kondusif antara pemain dan pelatih, menurutnya, pemain bintang akan muncul. Meski Nil tidak pernah mencari pemain bintang untuk mendongkrak prestasi tim. Situasi yang kondusif akan membuat pemain bisa menampilkan permainan maksimal saat di lapangan.

Strategi yang diterapkan juga tidak mutlak pada satu pola. Ia mengaku saat berlaga di kandang menerapkan pola pertandingan yang berbeda dibanding laga tandang.

"Jadi, tidak ada strategi khusus, kita hanya menerapkan pola di mana posisi menyerang dan bertahan sama bagusnya," ujarnya.

OJK Sebut Kredit Perbankan RI di Sektor Karbon Intensitas Tinggi Capai 40 Persen

Ayah dua anak ini mengaku, pertahanan yang bagus akan menghasilkan sistem penyerangan yang jauh lebih efektif. Strategi bertahan yang diterapkan Nil menuai hasilnya pada pertandingan Semen Padang selama satu musim ini. Kabau Sirah mencatatkan 12 kali menang, 12 kali kalah, dan hanya menderita 4 kekalahan.

Pelajaran dari Liga Eropa

Sebelum berkarir sebagai pelatih, Nilmaizar meniti sebagai pemain. Ia tercatat sebagai anggota tim Pra Olimpiade Bercelona 1992 mewakili Indonesia. Suami dari Mai Rosra ini tercatat masuk dalam proyek nasional Garuda II yang dibentuk pada 1986-1991. Indonesia saat itu gagal melaju ke Barcelona karena berada di posisi 2 klasemen grup di bawah Jepang.

Meskipun gagal, Nilmaizar sempat mengecam kerasnya tempaan di Cekoslowakia saat Tim Garuda II ditangani Joseph Masopust. Ia bersama para pemain Garuda II seperti Rocky Putiray, I Komang Putra dan Agung Setyabudi berlatih selama 1,5 bulan di Ceko.

Bahkan, Nil dan tiga rekannya itu kembali menjalani latihan di Ceko selama 5 bulan. Nil mendapat kesempatan berlatih bersama klub Sparta Praha.

"Waktu itu latihannya di Sparta, mainnya di divisi utamanya, bukan di liga super-nya," ujar Nil membandingkan.

Lima bulan di Ceko, Nil mendapatkan pelajaran bahwa negara-negara di daratan Eropa bisa maju karena sepakbola telah menjadi budaya masyarakat setempat. Pelatihan yang terintegrasi dimiliki tim yang bernaung di Divisi Utama sampai yang berlaga di liga kelas dua.

Database pemain tercatat dengan rapi sehingga manajemen dengan mudah mengetahui kondisi pemain baik kekurangan maupun kelebihannya. Kondisi ini yang sepenuhnya belum dijumpai di Tanah Air.

"Untuk mencapai itu, perlu dilakukan secara bertahap. Dengan kondisi saat ini, maksimalkan apa yang ada," ujarnya.

Tempaan di Eropa, meski hanya sebagai pemain, itulah yang menjadi bekal Nil melatih. Berkat tangan dinginnya memoles Semen Padang, ia dipercaya melatih tim All Stars ISL menghadapi juara Persipura Jayapura dalam laga Perang Bintang di Stadion Mandala Jayapura, Rabu 29 Juni 2011. Ini catatan manis Nilmaizar sebagai pelatih tahun ini.

Prestasi ini tentu akan berdampak pada keinginan sejumah klub nasional yang ingin merasakan sentuhan putra Payakumbuh, Sumatera Barat ini. Tapi, tampaknya Nil juga akan menghabiskan karirnya bersama Semen Padang, seperti halnya saat menjadi pemain.

"Saya mengalir saja seperti air, tidak mengalahkan atau dikalahkan, tapi sampai ke tujuan," ujar Nil berdiplomasi.

Jika masih bertahan di Semen Padang, Nil tidak ingin muluk-muluk menjanjikan prestasi lebih dari musim ini. Menurutnya, pencapaian tim sangat tergantung pada pemilik klub, anggaran dan pembelian pemain.

"Jika semuanya tersinkronisasi, hasil maksimal tentu bisa diharapkan dari tim ini," tutup Nil. (one)

Laporan: Eri Naldi | Padang

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya