Kelompok 78 Ancam Boikot Kongres PSSI

Arifin Panigoro
Sumber :
  • Antara/ Ismar Patrizki

VIVAnews - Kelompok 78 mengancam akan memboikot pelaksanaan Kongres PSSI pada 20 Mei 2011. Aksi ini adalah buntut dari penolakan Komite Normalisasi terhadap pencalonan Arifin Panigoro dan George Toisutta, dua calon yang mereka dukung.

Naturalisasi: Definisi, Syarat, dan Jenis-Jenisnya yang Wajib Kamu Ketahui!

George saat ini menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Adapun Arifin Panigoro adalah pemilik Grup Medco dan mantan pemilik 32 persen saham PT Lapindo Brantas yang menjual sahamnya setelah lumpur menyembur di Porong, Sidoarjo, dan tidak ikut membayar ganti rugi kepada warga. Arifin juga pernah tercatat sebagai politisi PDI Perjuangan dan lalu loncat pagar mendirikan Partai Demokrasi Pembaruan.

"Kedaulatan penuh ada di pemegang suara. Kongres tidak akan berjalan kalau pemilik suara tidak hadir 50 persen plus satu," ujar Juru Bicara Kelompok 78 yang juga Ketua Umum Persebaya, Wisnu Wardana, kepada wartawan, Jumat, 29 April 2011.

"Ini bukan tekanan atau desakan berdasarkan kepentingan satu atau dua orang saja. Tapi kami berusaha menjunjung tinggi sportivitas dan menegakkan undang-undang," ia berdalih.

Sementara itu, Hadi Yandra, menambahkan, kelompok 78 merasa kecewa dengan keputusan Komite Normalisasi. Namun, berbeda dengan Wisnu, dia menegaskan pihaknya tidak akan memaksakan kehendak.

"Pemilik suara (Kelompok 78) tidak dalam memaksakan kehendak. Tapi kami tentu pasti kecewa dengan keputusan Komite Normalisasi," ujar Hadi.

Komite Normalisasi tidak meloloskan pencalonan George Toisutta dan Arifin Panigoro. Berkas keduanya bahkan tidak dibahas pada proses verifikasi yang digelar pada 27-29 April 2011 lalu.

George dan Arifin merupakan dua dari empat nama yang dilarang oleh FIFA untuk maju pada bursa pemilihan pengurus PSSI periode 2011-2015. Mereka tidak boleh mencalonkan karena telah dianulir oleh Komite Banding.

Namun berbagai upaya dilakukan untuk memuluskan langkah keduanya. Pemilik suara PSSI yang tergabung dalam Kelompok 78 bahkan dengan terang-terangan meminta agar Komite Normalisasi tidak mematuhi instruksi FIFA. (kd)