Krisis Dana, Persikota Pilih Mundur

VIVAnews - Persikota Tangerang kesulitan untuk mencari dana dalam mengarungi sisa kompetisi. Akibatnya, tim berjuluk Bayi Ajaib itu memilih untuk tidak melanjutkan kiprahnya di putaran 2 Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2008/2009. 

Menurut Sekretaris Persikota, Sahril, keputusan ini telah dikonsultasikan dengan Ketua Umum Persikota, Wahidin Halim. "Kami tinggal mengirimkan surat resminya saja ke Badan Liga Indonesia (BLI)," kata Sahril saat dihubungi VIVAnews, Rabu, 7 Januari 2009.

Pada putaran 1, Persikota sudah menghabiskan dana Rp 4-6 miliar. Dana itu didapat dari bantuan beberapa perusahaan yang ada di Kotamadya Tangerang dan bantuan dari pengurus. 

Untuk putaran 2, Persikota diperkirakan membutuhkan dana Rp 5 miliar. Itu untuk menggelar pertandingan maupun membayar gaji pemain dan pelatih.

"Kami sudah tidak tahu harus cari dana kemana lagi. Karena itu, kami memutuskan untuk mundur dari kompetisi," kata Sahril.

Ditambahkan Sahril, kesulitan Persikota untuk mendapatkan dana juga dipicu oleh terbitnya Permendagri yang melarang penggunaan dana APBD untuk membiayai klub sepakbola.

"Daripada kami nanti dipanggil pengadilan, lebih baik Persikota mundur dari kompetisi," ujar Sahril. 

Tidak Akan Dijual

Konsekuensi dari keputusan manajemen Persikota ini cukup berat. Selain akan turun kasta ke Divisi II, Bayi Ajaib juga akan dikenai denda mencapai Rp 200 juta-Rp 300 juta. Bila tak sanggup membayar, Persikota berpeluang terusir dari sepakbola nasional.

Fans Bayi Ajaib juga takkan melihat kiprah tim kesayangannya lagi di Stadion Benteng, Tangerang, minimal smapai pertengahan tahun ini. Stadion itu tinggal dipakai Persita di Liga Super Indonesia.

Menanggapi hal ini, Sahrir mengaku sudah siap. Pihaknya tidak ingin memaksakan diri untuk tetap bertahan di Divisi Utama dengan resiko harus melanggar Permendagri. 

Sahrir juga menolak dengan tegas wacana untuk menjual Persikota ke pihak lain agar tetap bertahan di Divisi Utama. "Selama ini sudah banyak yang menawar Persikota, tapi kami tidak mau lepas. Persikota adalah milik warga, jadi walau harus terlempar ke Divisi II, warga Kota Tangerang tetap akan bisa melihat timnya bertanding," tandas Sahrir.

Transformasi Jaguar: Berani atau Berlebihan?